![]() |
Ernawati menunjukkan foto suaminya Riyanto yang jadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ182. |
SRAGEN (Kliik.id) - Kabar warga Sragen, Riyanto (32), menjadi salah seorang korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 meninggalkan duka di hati istrinya Ernawati. Ernawati mengaku sempat melarang suaminya ke Pontianak, Kalimantan Barat.
Ernawati menyebut suaminya itu kerap merantau, bahkan saat sebelum mereka berkeluarga. Namun, usai anaknya lahir, Ernawati mengaku beberapa kali meminta suaminya untuk tidak merantau dulu.
"Setelah menikah lalu punya anak, saya minta untuk tidak merantau. Sejak Corona ini memang sering libur," ujar Ernawati saat ditemui di rumah duka, Dusun Tenggaran, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, Minggu (10/1/2021).
Ernawati menyebut suaminya itu punya mimpi untuk memperbaiki rumah mereka. Hal itu yang membuat Riyanto mantap berangkat ke Pontianak.
"Ingin bangun rumah, pengin ngapiki omahe (memperbagus rumahnya). Sir kulo mboten angsal merantau (ingin saya tidak usah merantau)," ucap Ernawati sambil terisak.
Ernawati yang masih syok itu terus berkaca-kaca saat membicarakan sosok suaminya. Dia menyebut awal pekan ini, suaminya masih sibuk untuk tes PCR demi mempersiapkan keberangkatan ke Pontianak.
"Hari Senin (4/1/2021) sempat muter-muter di Sragen untuk cari tes PCR sebagai syarat bekerja di Pontianak. Karena nggak ada diputuskan tes-nya di Jakarta, jadi Rabu (6/1/2021) malam berangkat ke Jakarta," ujar Ernawati.
Menjelang keberangkatan ke Jakarta itu, putri semata wayangnya mendadak rewel dan selalu ingin ikut ayahnya. Riyanto pun sempat menidurkan putrinya sebelum berangkat ke Jakarta.
"Mau berangkat digondeli anaknya, nggak boleh (pergi), anaknya nangis terus pingin ikut. Akhirnya saya minta biar (anak) bobok dulu baru berangkat," kenangnya.
Ernawati menyebut putrinya itu memang dekat dengan Riyanto. Riyanto pun menuruti kemauan sang anak, dan menunda keberangkatan menunggu putrinya terlelap.
"Terus sudah bobok, bapaknya pamit. Katanya nanti kalau kangen suruh pakaikan baju bapaknya," tutur Ernawati menahan tangis.
Sebelum mendapatkan kabar pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh, Ernawati sempat berkomunikasi dengan suaminya Sabtu (9/1/2021) siang. Namun, saat buah hatinya ingin berbicara dengan bapaknya sekitar pukul 15.00 WIB, nomor ponsel Riyanto sudah tidak bisa dihubungi.
"Jam 1 siang masih kontak. Anaknya minta telepon bapake, saat itu hujan deras saya tanya kok nggak berangkat-berangkat. Jam 3 sore anaknya nangis lagi minta diteleponkan sudah nggak aktif, saya pikir kan sudah di pesawat," ucapnya.
Sore harinya, Ernawati mendapat kabar pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak. Dia langsung berinisiatif menghubungi sang suami.
"Saya baru dapat kabar tentang pesawat jatuh itu dari Facebook sekitar jam 17.30 WIB, Sabtu (9/1/2021). Saat itu langsung saya telepon (suami) tapi nggak bisa. Nggak aktif," ucapnya kelu.
Riyanto dan kakaknya Suyanto (40) turut menjadi korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu kemarin.
Kedua kakak beradik ini dikenal sebagai kontraktor rolling door dan berangkat ke Pontianak untuk mengerjakan pesanan. Saat ini perwakilan keluarga sudah berangkat ke Jakarta untuk mencari informasi tentang nasib kakak-beradik ini.
"Benar keduanya warga Katelan. Awalnya tahu karena keduanya pasang foto tiket pesawat di status WA. Setelah dicek ke keluarga ternyata benar," ujar Sekretaris Desa Katelan, Paidi, ditemui siang tadi. (Dtk)