Notification

×

Bentuk Kampung Siaga Bencana, Wali Kota Tebingtinggi: Kampung Sebagai Inti Pemerintahan

Rabu, 17 Maret 2021 | 14:48 WIB Last Updated 2021-03-17T08:20:40Z
Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan saat memberikan arahan.
MEDAN (Kliik.id) - Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, menjadi narasumber dalam kegiatan koordinasi, sosialisasi dan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB), yang diprakarsai Dinas Sosial Kota Tebingtinggi, Rabu (17/3/2021), di Gedung Sawiyah, Jalan Sutomo.

Kegiatan ini dihadiri Sekda Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi, Kepala Seksi (Kasi) Bencana Alam Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sumatera Utara Lihat Silalahi, BPBD Kota Tebingtinggi, Kecamatan dan Kelurahan se-Kota Tebingtinggi, Tagana Tebingtinggi dan undangan lainnya.

Dalam arahannya, Wali Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan mengatakan bahwa hal ini didasari konsolidasi organisasi pemerintah yang kuat itu dimulai dari kampung atau kelurahan dalam hal ini dengan perangkat sosial didalamnya.

"Aman rumah tangga, aman lingkungan. Aman kelurahan, aman kecamatan. Aman Kecamatan, aman kota. Maka ketahanan dan pertahanan yang utama itu adalah keluarga dan lingkungan itu tadi," ujar Umar.

Lebih lanjut, Umar mengatakan bahwa pihak yang punya daerah adalah kampung. Karena kampung atau kelurahan ini yang membentuk kecamatan.

"Maka kita lakukan ini berbasis Kampung. Ketiga, ini mendekatkan pelayanan yang lebih cepat, lebih tepat kepada masyarakat dan yang ikut bekerja disini adalah masyarakat," katanya.

"Kampung Siaga Bencana ini mengharapkan partisipasi dari masyarakat untuk membantu mengurus saudara-saudaranya yang ada disitu. Maka dalam hal ini diperlukan koordinasi dan sinergitas secara baik antara warga di kampung. Sebenarnya basis kita di kampung atau lingkungan itu kuat, karena sudah solid berdasar ikatan emosional. Contoh ada pengajian, ada partangiangan, tinggal kepala lingkungan mengumpulkan tokoh-tokoh ini supaya mau bekerjasama mencapai tujuan tadi," ucap Umar.

Umar menambahkan, konsep kampung Bencana sudah melakukan pemetaan terhadap daerahnya. Bencana tidak hanya bencana karena alam tapi karena penyakit seperti sekarang pandemi Covid-19 yang membutuhkan kerjasama partisipasi dan diperlukan kesadaran masyarakat.

"Kita berharap kepada seluruh Lurah dan kepada Kepala Lingkungan (Kepling) agar kiranya berswadaya untuk menggerakan masyarakat supaya bisa mau ikut di Kampung Siaga Bencana ini dan kami juga menyatakan telah menghimbau kepada Masjid-masjid untuk memantau lingkungannya apabila ada terdampak Covid-19," harap Umar.

"Pada intinya kami sampaikan kepada kita semua, bahwa Kampung Siaga Bencana bukan hanya untuk mematuhi secara ketentuan hukum yaitu mengindahkan peraturan Menteri Sosial tapi memang merupakan kebutuhan kita karena basis yang utama dari kota itu adalah desa atau kelurahan. Kedua, kalau desa atau Kelurahan itu baik, maka baiklah kota atau kabupaten itu. Yang ketiga, yang tahu tentang permasalahan disitu adalah warga masyarakat disitu," sambungnya.

Selanjutnya, kata Umar, komunikasi bisa dijalin lebih baik di antara masyarakat dalam lingkungan yang lebih kecil.

"Kita perlu untuk melihat dan mendata, siapa warga kita yang ada disitu, berapa banyak KK dan dimana untuk tempat kita nanti mengungsi, dapur umum dimana, tenda dimana, kita harus tahu itu dengan jelas dari sekarang. Terakhir, tentang bencana angin puting beliung dan kebakaran, perlu kemampuan teknologi kita agar memikirkan kesehatan dan keselamatan yang menempatinya," kata Umar.

Diketahui sebagai role model pembentukan Kampung Siaga Bencana yakni pada Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Mandailing dan Kecamatan Tebingtinggi Kota. Kegiatan ini ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Wali Kota Tebingtinggi. (Rls)
×
Berita Terbaru Update