Notification

×

KJA Milik PT Aquafarm Rusak Pemandangan Danau Toba

Kamis, 15 April 2021 | 11:13 WIB Last Updated 2021-04-15T08:41:51Z
Ilustrasi KJA di Danau Toba, Sumatera Utara
TOBA (Kliik.id) - Danau Toba sebagai target pariwisata, bakal berbanding terbalik jika PT Aquafarm Nusantara yang sekarang bernama Regal Springs Indonesia (RSI) masih menabur jutaan sak pelet (Pakan) ikan nila ke Kerambah Jala Apung (KJA), sampai tahun 2029.

Gelontoran triliun rupiah  dari pemerintah pusat membangkitkan parawisata walau di tengah kondisi pandemi saat ini untuk pembangunan dan pemulihan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) demi membangkitkan parawisata Danau Toba.

Pasalnya, kontrak PT Aquafarm Regal Springs Indonesia ini sempat diperpanjang era Presiden SBY, hingga 2029 mendatang, maka kita masih akan kehilangan wisatawan mancanegara sekitar 8 tahun lagi.

Belum lagi nanti dampak sosial dan pemulihan lingkungan dan penitrasian air Danau Toba setelah Kerambah Jala Apung Regal Springs Indonesia itu dikeluarkan dari Danau Toba, terutama yang di kawasan Danau Sirungkungon Kabupaten Toba dan kawasan Pangambatan Kabupaten Samosir.

Hal ini disampaikan warga bernama M Situmorang (55) di Dermaga Ajibata, sesaat sebelum menyeberang ke Samosir, Rabu (14/4/2021).

Dia menambahkan termasuk Kerambah Jala Apung milik PT Suri Tani Pemuka Aquaculture-Tilapia Farm Tambun Raya (PT STP), anak perusahaan JAPFA Group, di Tambunrea Kabupaten Simalungun, juga harus dipaksa keluar.

"Sebab, zona itu belum layak sebagai zonanisasi untuk KJA, dikarenakan diatas pebukitannya ada jalur jalan lintas kiri yang seolah mempertontonkan kerambah jala apung disana," ujarnya.

Lumpur di Danau Toba adalah dolar di luar negeri, sebab semua ekspor ikan nila perusahaan raksasa itu akan melintas Singapura, dengan hitungan keuntungan besar kurs dolar.

Sementara uang negara untuk membangun kawasan pariwisata Danau Toba harus puntang-panting dengan program 10 Bali Baru serta diantaranya ada 5 Super Prioritas diantaranya Borobudur, Mandalika, Labuan bajo dan Likupang-Manado-Bitung dan didalamnya Danau Toba.

Negara ini mencatatkan untuk pembangunan KSPN di Danau Toba senilai Rp 1,25 triliun, dan sudah terserap Rp 934 miliar atau 74 persen pada tahun 2020 lalu.

Kerambah Jala Apung Perkeruh Suasana Bangkitnya Pariwisata Danau Toba

Sekedar mengingatkan bahwa 3 orang Menteri Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, pernah melakukan peletakan batu pertama (Groundbreaking) Toba Caldera Resort (TCR) di Kabupaten Toba Samosir, Senin (14/10/2019) lalu.

Mereka diantaranya, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Kawasan TCR seluas 386,72 Ha itu digadang-gadang menyerupai pariwisata seperti Nusadua, Bali, tapi karena Kerambah jala Apung Raksasa di Danau Toba masih menghantui, para investor itu diduga enggan melanjutkan proyek pembangunan hotel berbintang disana.

Hal ini jadi pemicu keruhnya dunia Pariwisata Danau Toba bangkit kembali, dan untuk itu Pemerintah, melalui Presiden Joko Widodo harus lebih tegas lagi, dan segera mengusir PT AN yang kini kepemilikannya pun gonta ganti.

Searah dengan hal tersebut, masih segar di ingatan kita, pada tahun 2018 PT Aquafarm (RSI) sudah pernah didemo warga Sirungkungan Kabupaten Toba.

Lalu tahun 2019 terkuaknya kasus pembuangan limbah hingga beratus karung ditenggelamkan ke dasar Danau Sirungkungon.

"Kasusnya hingga kini masih mengendap di Polres Toba. Semua saksi sudah memberikan keterangan dan diperiksa Polres Toba, tapi sampai saat ini, tapi tak satu tersangka pun yang ditahan," ujar Arimo Manurung SH selaku kuasa hukum warga Sirungkungon.

Saat ini, Kaldera Toba sedang giat-giatnya dibangun, namun bagaimana dengan Kerambah Jala Apung (KJA) milik PT Aquafarm Regal Springs Indonesia di kawasan Danau Sirungkungon.

"Sebaiknya KJA itu dibersihkan dulu, sehingga pengembalian kejernihan air danau bisa dipulihkan, bukan hal gampang itu," kata Arimo.

"Sebagai putra daerah kami sangat mendukung Pariwisata Danau Toba, bukan kerambah Regal Springs Indonesia di Toba," ucapnya.

KJA Warga Mulai Dikurangi

Dari pantauan media ini, sejumlah warga yang menggeluti ternak pengembang biakan beragam jenis ikan di kawasan Nagori Sibaganding Danau Sualan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun, saat ini sedang dalam tahap was-was.

Hal itu dikarenakan sudah diwarning oleh pemerintah setempat, perihal pengurangan KJA masing-masing. Jika KJA nya ada 100 kotak, maka akan dipangkas menjadi 60 kotak. Lalu yang KJA nya hanya 10 kotak, akan dikurangi menjadi 4-7.

Hanya saja, saat ini semua KJA itu masih berisi ikan dan menunggu panen. Setelah panen semua KJA yang diharuskan dikurangi akan diperiksa sebuah tim yang dibentuk dari Provinsi Sumut.

"Lalu setiap bulannya akan selalu dicek, maka tidak boleh ditambah lagi, dan secara perlahan KJA warga ini akan berkurang," ujar warga M Br Sidabutar, di Pekan Tigaraja. (AS)
×
Berita Terbaru Update