![]() |
Ilustrasi PDI Perjuangan |
JAKARTA (Kliik.id) - PDI Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya partai politik yang memeroleh kenaikan dukungan masyarakat pada rentang sejak pandemi Covid-19, jika dibandingkan dengan perolehan suara di pemilu 2019.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirajuddin Abbas, menyampaikan hal itu berdasarkan hasil survei pihaknya, yang dirilis secara virtual, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, Covid-19 secara umum tidak mengubah sentimen publik terhadap partai politik. Berdasarkan survei, sebanyak 24,9 persen responden memilih PDI Perjuangan, berbanding 19,3 persen suaranya di pemilu 2019 lalu.
"Jika pemilu diadakan sekarang (waktu survei awal Maret 2021) PDI Perjuangan mendapat dukungan terbesar, 24,9%," kata Sirajuddin Abbas, seperti dilansir dari beritasatu.com.
Diikuti Golkar dan Gerindra yang sama-sama memperoleh suara dari 11,6 persen responden. Gerindra memperoleh 12,6 persen suara di 2019, sementara Golkar memperoleh 12,3 persen.
Lalu Partai Demokrat mendapat 7,7 persen (di 2019 mendapat 7,8 persen); PKB 7,5 persen (9,7 persen); PKS 5,2 persen (8,2 persen); NasDem 4,1 persen (9,1 persen); PPP 2,7 persen (4,5 persen); dan PAN 2,5 persen (6,8 persen).
SMRC mencatat bahwa kalau dilihat dari tren survei sebelum pemilu sejak 2014, survei merekam PDIP selalu di atas perolehan hasil Pemilu.
Lalu Gerindra dan Golkar memang selalu bersaing ketat sejak Pemilu 2019 dan terjadi hingga saat ini.
Sementara PKB dan Demokrat cenderung stabil seperti hasil Pemilu 2019, dan NasDem serta PKS cenderung lebih dinamis, terutama NasDem.
Namun, SMRC mencatat bahwa melihat tren pengalaman survei sebelumnya, NasDem dan PKS mengalami kenaikan berarti menjelang pemilu atau pada hari pemilu.
Untuk PAN dan PPP mendapat suara antara 4-7%.
Pada Survei Maret 2021, keduanya mendapat dukungan yang belum meyakinkan. Berada dalam margin of error electoral threshold 4%.
Namun pengalaman rangkaian survei sebelum hari pemilu selama ini PAN cenderung mendapat dukungan di bawah hasil Pemilu.
Dukungan pada PAN cenderung menguat mendekati hari pemilu. Gejala seperti PAN tak terlihat pada catatan PPP.
"Bila tidak bekerja keras PPP bisa saja tidak lolos pada 2024 seperti dialami Hanura di pemilu 2019. Partai-partai lain belum terlihat mendekati kekuatan partai-partai incumbent di Senayan," kata Siradjuddin.
Anggota DPR dari PDIP, Deddy Yevri Sitorus, menyatakan hasil survei SMRC memertegas bahwa partainya memang punya basis massa solid. Walau tentu saja saat pemilu, banyak faktor lain yang jadi penentu, termasuk strategi pencalegan.
"Tapi kita melihat, ini sangat kami apresiasi, karena tidak hanya pandemi tak memberikan dampak signifikan terhadap elektabilitas partai, namun juga kasus yang menyakiti kita ternyata tak signifikan memberi dampak negatif. Artinya masyarakat mampu melihat bahwa itu perbuatan oknum pribadi, bukan parpol asalnya," kata Deddy.
Deddy mengatakan pihaknya berharap masih dapat meningkatkan perolehan suara dan kursi di pemilu 2024 yang ditargetkan setidaknya 150 kursi.
"Kalau pemerintah bekerja di jalur baik, membawa ekonomi rebound, tak ada skandal merugikan kita, kita mampu meraihnya," pungkas Deddy.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Responden dipilih secara random dengan jumlah sebanyak 1220 dari seluruh Indonesia. Responden yang dapat diwawancarai secara valid sebesar 1064 atau 87%.
Sebanyak 1064 responden ini yang dianalisis.
Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 3.07% pada tingkat kepercayaan 95%. Penelitian dilaksanakan pada 28 Februari – 8 Maret 2021. (Bs)