![]() |
Seorang polisi dan pria berpakaian safari usir wartawan saat hendak wawancara di Balai Kota Medan, Rabu (14/4/2021). |
MEDAN (Kliik.id) - Petugas yang berjaga di kantor Pemerintah Kota (Pemko) Medan terkesan arogan dan over protektif.
Pasalnya, sejumlah wartawan yang hendak melakukan peliputan dan wawancara diusir paksa oleh petugas Satpol PP, Polisi hingga Paspampres.
Saat itu, wartawan hendak mewawancarai Wali Kota Medan Bobby Nasution terkait masalah pegawai tata usaha di sebuah sekolah negeri yang mengaku belum mendapatkan tunjangan penghasilan.
Karena Bobby Nasution berada di kantornya, wartawan menunggu di depan pintu masuk Pemko Medan.
Saat itu datang sejumlah Satpol PP berpakaian lengkap.
Mereka menanyakan keperluan wartawan menunggu Bobby.
Awalnya, wartawan menjelaskan ingin wawancara.
Waktu wawancara pun hanya beberapa menit saja.
Sebab, setiap berita yang akan naik di media, tentu harus dilengkapi dengan konfirmasi.
"Di luar aja. Jangan di sini," kata Satpol PP bertubuh tegap tersebut, Rabu (14/4/2021) sore.
Lantaran diusir, seorang wartawan pun menjelaskan bahwa kedatangan cuma untuk sekadar wawancara saja.
"Kami disuruh Paspampres. Gak etis di sini. Di luar aja," kata Satpol PP itu lagi.
Namun, wartawan menjelaskan, bahwa menghalang-halangi tugas pers ada hukum pidananya.
Sebab, jurnalis bekerja dilindungi undang-undang.
Mendengar penjelasan itu, Satpol PP tadi pergi.
Tak lama berselang, datang petugas kepolisian.
Polisi yang memegang handy talky itu juga mengusir para wartawan.
Alasannya tidak ada seorang pun yang boleh menunggu Wali Kota Medan di depan pintu masuk.
Karena tak ingin ribut, wartawan kembali menjelaskan bahwa kehadiran di Balai Kota cuma sekadar ingin wawancara.
"Kan sudah dibilang Satpol PP tadi," kata polisi tersebut.
Tak lama berselang, datang seorang pria berkemeja safari yang katanya petugas Paspampres.
Lelaki itu juga mengusir wartawan.
Dia juga memaksa wartawan mematikan handphone.
Tidak boleh satu pun orang yang merekam-rekam di areal Balai Kota.
"Dimatiin dulu lah (handphonenya), dimatiin. Biar sama-sama enak. Saya pun orang intelijen," ucap pria berbaju safari tersebut.
Lantaran tak ingin memperpanjang keributan, wartawan kemudian meninggalkan lokasi.
Terkait masalah gaji, bukan cuma pegawai TU di sekolah negeri saja yang kabarnya belum dapat.
Honorer di BPPRD Kota Medan juga dikabarkan sudah tiga bulan tidak gajian.
Sejumlah honorer sempat mengeluhkan masalah ini. Namun belum ada jawaban dari Wali Kota Medan Bobby Nasution. (Rls)