![]() |
Foto ilustrasi (foto: detikcom) |
JAKARTA (Kliik.id) - Nasib pegawai bank selama PPKM Darurat kurang mengenakkan. Khususnya, bagi para pegawai sales dan marketing perbankan. LaporCovid-19 melaporkan dari survei yang dilakukan para staf sales bank masih harus diwajibkan bekerja ke kantor setiap hari. Memang perbankan sendiri merupakan sektor esensial.
Namun yang menjadi masalah adalah, para staf tetap diminta untuk melakukan kunjungan ke rumah-rumah nasabah. Bahkan, para sales bank ini mengalami kenaikan target penjualan selama PPKM Darurat.
"Sales staff masih diwajibkan WFO, bahkan masih melakukan kunjungan ke rumah nasabah. Belum lagi mayoritas yang disurvei mengakui ada kenaikan pada target sales-nya," ungkap relawan LaporCovid-19 Yemiko Happy, dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/7/2021).
Temuan ini didapatkan berdasarkan survei yang dilakukan LaporCovid-19 pada 734 pekerja perbankan di 15 kota yang ada di Indonesia. Karyawan sales bank yang mengikuti survei ini ada sekitar 58%, sisanya staf non sales.
Peserta survei paling banyak berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Karyawan yang disurvei berasal dari 20 bank yang beroperasi di Indonesia, mulai dari, Permata Bank, Maybank Indonesia, Bank Mandiri, OCBC NISP, Bank Danamon, dan lain-lain.
Rinciannya, dari seluruh karyawan sales bank yang ikut survei 79% mengaku masih wajib masuk kantor secara penuh, kemudian 80% mengaku diminta untuk melakukan kunjungan ke rumah nasabah.
Lalu, 65% mengatakan mengalami kenaikan target.
Untuk karyawan non sales, 67% di antaranya diwajibkan masih masuk kantor. Yang jadi masalah, timbul laporan pelanggaran protokol kesehatan di kantor bank.
Mulai dari kantor yang sirkulasi udaranya kurang baik, penegakan protokol kesehatan yang minim, hingga atasan yang tidak transparan mengenai informasi kasus COVID-19 yang terjadi di kantor.
"Ada juga laporan mengenai atasan yang juga tidak transparan terhadap informasi COVID. Misalnya, kalau ada yang kena COVID tidak disebar ke karyawan lainnya, hal ini mengancam keamanan para karyawan," ungkap Yemiko. (Detik)