![]() |
Foto ilustrasi |
JAKARTA (kliik.id) - ASI (Air Susu Ibu) diberikan pada bayi hingga usia 2 tahun. ASI diproduksi secara alami oleh tubuh ibu dan memiliki manfaat yang sangat besar untuk pertumbuhan hingga perkembangan si kecil.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Prof. Dr. Dida A.Gurnida dr., Sp.A (K), M.Kes mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif pada bayi bukan hanya peran ibu saja. Pemberian ASI eksklusif juga perlu dukungan dari berbagai pihak.
Dalam laman Unpad (02/08), diskusi Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) "ASI Eksklusif: Masalah dan Solusi" yang diadakan secara virtual oleh Dewan Profesor Unpad pada Sabtu (31/07), Prof. Dida mengatakan, pemberian ASI ekslusif tidak hanya mengandalkan pengetahuan dan sikap positif ibu saja, tapi ketersediaan fasilitas dan waktu untuk memberikan ASI pada bayi menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
Selain itu pemberian ASI eksklusif juga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Bayi yang tidak menyusui secara optimal dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi negara di masa depan.
"Menyusui merupakan investasi terbaik untuk meningkatkan kesehatan, perkembangan sosial, serta ekonomi individu dan bangsa," kata Prof. Dida.
Tenaga kesehatan wajib memberikan pengetahuan pada ibu menyusui tentang pentingnya ASI eksklusifdan bagaimana cara pemberian ASI yang benar pada bayi.
Tentunya para ibu juga jangan ragu menghubungi tenaga kesehatan jika menemukan hambatan saat menyusui.
Dukungan keluarga
Dukungan keluarga jadi salah satu hal yang terpenting, terutama peran aktif suami. Menurut Prof. Dida budaya di keluarga sangat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif.
"Besarnya campur tangan keluarga dalam perawatan bayi juga memengaruhi ibu dalam pemberian ASI eksklusif," kata Prof. Dida.
Bagaimana dengan ibu bekerja? Tentunya pemberian ASI tetap harus diberikan. Kini sudah banyak fasilitas dari perusahaan untuk mendukung pemberian ASI. Para ibu bekerja dapat memerah ASI di tempat yang sudah disediakan.
Media massa juga harus mendukung pemberian ASI eksklusif.
"Jangan mendukung untuk pemberian susu formula saja," tegas Prof. Dida
Tanggung jawab bersama dalam pemberian ASI Eksklusif juga ditegaskan dalam tema Pekan Menyusui Sedunia 2021, yaitu "Protect Breastfeeding: a Shared Responsibility".
Tema ini berbicara mengenai bagaimana menyusui berkontribusi pada kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan semua orang, sehingga membutuhkan kontribusi berbagai pihak.
Dalam Pekan Menyusui Sedunia, tentunya kita harus turut andil. Tidak boleh berdiam diri dan tetap terus mendukung pemberian ASI eksklusif untuk bayi hingga usia 2 tahun. (Detik)