Notification

×

PPATK Temukan 4.093 Laporan Terkait Aliran Dana Kelompok Teroris JI

Jumat, 20 Agustus 2021 | 21:22 WIB Last Updated 2021-08-20T16:26:06Z
Ilustrasi uang
JAKARTA (Kliik.id) - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan 4.093 laporan terkait aliran dana dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). Laporan tersebut diketahui sejak tahun 2016 hingga 2021.

"Jadi sejauh ini PPATK sudah menerima informasi terkait informasi laporan transaksi keuangan ini yang disebut dengan berhubungan dengan kegiatan yang diduga dengan terorisme ini sejumlah 4.093 laporan itu dari 2016 sampai 2021," ujar Ivan Yustiavandana, Deputi Bidang Pemberantasan PPATK dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/8/2021).

Dari ribuan laporan tersebut kemudian PPATK menyampaikan hasil analisisnya ke Polri dan BIN. Kemudian, sebanyak 207 laporan dari hasil analisis itulah yang ditelusuri lebih lanjut oleh pihak Polri dan BIN.

"Dari hasil itulah kemudian bisa ditelusuri seperti Kadiv Humas sampaikan pendanaannya," kata Ivan.

Kemudian, Ivan mengatakan jika pihak PPATK kini telah melaunching sebuah sistem informasi terkait aliran dana terorisme. Nantinya, sistem tersebut bisa diakses langsung oleh Densus 88, BIN dan stakeholder terkait lainnya.

"Bisa langsung masuk yang siapapun stakeholder terkait dengan penelusuran transaksi keuangan untuk mendeteksi kejahatan yang saya sampaikan tadi. Bisa langsung masuk ke platform yang sama," ungkap Ivan.

Densus 88 telah menangkap 50 orang terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) selama periode Agustus 2021.

Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan mereka menyebarkan kotak amal ke ribuan kotak amal di lokasi yang berbeda-beda.

"Ada ribuan lokasi. Jadi di satu kota atau provinsi bisa seribu atau 2.000 kotak. Jadi tempatnya tersebar di mana-mana di masyarakat," kata Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar dalam konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/8/2021).

Mereka menyasar ke lokasi-lokasi tempat masyarakat sering berkumpul. Seperti di warung, supermarket, bahkan tempat ibadah pun jadi sasaran mereka menaruh kotak amal.

"Jadi mereka sebar saja, karena jumlahnya masif," kata Aswin.

Dalam kesempatan yang sama, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut kotak infak tersebut tersebar di lokasi yang banyak masyarakat berlalu lalang.

"Jadi misal di warung, habis makan, kemudian keluar dari warung, kemudian mereka masukkan uang di kotak amal tersebut. Jadi ditempatkan di tempat orang yang sering berlalu lalang," ujar Argo. (Detik)
×
Berita Terbaru Update