![]() |
Vaksinasi Covid-19 PTPN 4 bersana GAPKI Sumut |
SIMALUNGUN (Kliik.id) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Sumatera Utara memprakarsai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bekerja sama dengan perusahaan kelapa sawit di Sumatera Utara (Sumut).
Kegiatan vaksinasi turut didukung oleh PT Prima Medica Nusantara, PT Sri Pamela Media Nusantara dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sumut, yang melaksanakan vaksin Covid-19 secara serentak demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19.
Vaksinasi dilakukan di seluruh perkebunan sawit di Sumut, seperti PTPN 3, Lonsum, PPKS, Perkebunan Sumatera dan sebagainya.
Di Kabupaten Simalungun dan khusus PTPN 4 dilaksanakan di 3 titik diantaranya kebun Bah Jambi, Mayang, dan Tinjowan.
Kegiatan ini melibatkan Dinas kesehatan Kabupaten Simalungun, yang dilaksanakan secara serentak pada tanggal 4-5 Agustus 2021 kemarin.
Di Bahjambi, pelaksanaan vaksinasi dilakukan di Wisma Sitalasari dengan menghadirkan karyawan unit perkebunan yang berada wilayah terdekat. Demikian juga di Mayang dan Tinjowan.
General Manager Distrik I PTPN 4 Jimmy Silalahi melalui Kabid SDM Fardi Nanda Sanjaya mengatakan, tujuan vaksinasi ini demi lebih terjaminnya kesehatan para karyawan/pekerja beserta keluarganya serta sejalan dengan program pemerintah.
Nanda menjelaskan bahwa kegiatan ini sepenuhnya difasilitasi oleh GAPKI Sumut. Ia memastikan bahwa seluruh karyawan telah tervaksinasi.
"Kami berharap agar kegiatan ini dapat memutus penyebaran mata rantai penyebaran virus Covid-19, khususnya di wilayah perkebunan sawit," katanya, Sabtu (7/8/2021).
Nanda menjabarkan jumlah peserta vaksin saat ini di wilayah kebun dan PKS yang ada di Simalungun mencapai 2.588 orang, yang terdiri dari karyawan, tanggungan karyawan dan pensiunan PTPN 4.
Kegiatan vaksin ini juga melibatkan seluruh rumah sakit yang ada di bawah naungan PTPN 4, anak Perusahaan PTPN 4 yaitu PT Prima Medica Nusantara yang dilakukan oleh polikbun/faskes yang ada di unit usaha sebagai tempat pelaksana.
"Kegiatan ini melibatkan 10 orang dokter, serta 106 tenaga kesehatan," ujar Nanda. (AS)