![]() |
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, mendengar keluhan pelaku UMKM di Kota Medan |
MEDAN (Kliik.id) - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendatangi Polrestabes Medan untuk menyerahkan Bantuan Tunai Untuk Pedagang Kaki Lima dan Warung (BTPKLW), Kamis (9/9/2021).
Kedua Menteri yang kompak memakai baju putih dan celana hitam ini didampingi oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah, Wali Kota Medan Bobby Nasution, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dan lainnya.
Mereka pun duduk bersama di hadapan para pedagang kaki lima yang akan diberikan bantuan.
Salah satu pedagang, Anisa mengeluhkan, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan, pendapatannya sangat menurun.
"Bantuan ini bisa untuk penambahan modal. Selama ini belum pernah mendapatkan bantuan," ujar Anisa di depan kedua Menteri.
Sementara, seorang pedagang bakso goreng, Eva, mengeluhkan, pendapatannya menurun 50 persen selama PPKM.
"Biasanya bisa dapat Rp 100 ribu ini hanya Rp 50 ribu bahkan kadang Rp 20 ribu," curhat Eva yang mengaku belum pernah mendapatkan bantuan.
Sri Mulyani dan Airlangga pun sempat menawarkan opsi peminjaman uang dengan bunga kecil kepada kalangan UMKM. Namun, sebagian pedagang tidak berani, apalagi ada bunganya.
Airlangga menyarankan agar pedagang mengambil pinjaman ke bank untuk mengembangkan usahanya. Dengan pinjaman dana dari pemerintah, kata Airlangga, dapat membantu memulihkan kondisi ekonomi para pedagang.
Airlangga mengingatkan agar para pedagang tak terjebak dalam pinjaman uang dari rentenir.
"Kalau berutang, jangan dari rentenir," ujar Airlangga.
Menanggapi hal itu, seorang pedagang ayam penyet mengaku takut jika meminjam uang ke bank.
"Takut mati pak," katanya.
Sementara, Sri Mulyani Indrawati menanggapi kekhawatiran pedagang. Menurutnya, meminjam ke bank bunga yang diberikan kepada UMKM kecil.
"Kalau pinjam ke bank bunganya kecil, cuma 3 persen. Jangan takut," katanya.
Sebelumnya, kepada wartawan, seorang pedagang warung mi sop, Nia, mengatakan dirinya berjualan sejak sang ibu meninggal dunia tiga tahun lalu. Ia mengaku susah mendapat penghasilan di masa pandemi Covid-19.
"Sebelum pandemi kami bisa hasilkan pendapatan Rp 100 ribu perhari. Kalau sekarang paling setengah aja," katanya.
Nia mengatakan sudah beberapa kali mencoba untuk mendapatkan bantuan sosial. Namun, selalu berujung gagal. Kini, ia mengaku senang mendapatkan bantuan ini. Setidaknya bisa mengurangi beban ekonomi keluarganya.
"Semoga kami para PKL lebih diperhatikan. Di masa pandemi ini otomatis pendapatan berkurang," ucapnya. (Rls)