![]() |
Presiden Jokowi meninjau vaksinasi door to door di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (16/9/2021). |
MEDAN (Kliik.id) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti stok vaksin Covid-19 menumpuk di Sumatera Utara. Jokowi menginstruksikan agar vaksin yang menumpuk di gudang, segera disuntikkan.
Jokowi mengingatkan pentingnya manfaat vaksin untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hal itu dikatakan Jokowi dalam pengarahannya kepada Forkopimda se-Sumut, di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan, Kamis (16/9/2021).
Dari data yang dilaporkan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi kepada Jokowi, baru 25,7% masyarakat yang mendapatkan vaksin dosis pertama, 15,9% dosis kedua dan 47,7% dosis ketiga (khusus nakes).
Dalam paparan Jokowi, estimasi stok vaksin yang disimpan di gudang provinsi sebanyak 838.782 vial. Di Serdang Bedagai 94.138 vial, Deliserdang 84.579 vial, dan Nias 75.152 vial.
Bahkan di Medan masih ada lagi sebanyak 71.410 vial.
Kemudian, Toba 55.072 vial, Humbahas 50.542, Karo 38.818, Dairi 37.896, Taput 37.522, Samosir 32.952 vial, Simalungun 28.918 vial, Batubata 27.946 vial, Paluta 23.870 vial, Labuhanbatu 22.564 vial, Asahan 20.024 vial.
Menanggapi menumpuknya stok vaksin d gudang provinsi tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah, memberikan alasan.
Menurutnya, vaksin yang tersimpan di tempat penyimpanan Dinkes Sumut, sudah jelas alokasinya ke kabupaten/kota.
"Yang menjadi persoalan, kabupaten/kota tidak segera mengambil alokasi vaksinnya. Kabupaten/kota justru menitipkan vaksinnya di gudang Dinkes Sumut. Itu yang membuat vaksin menumpuk, tidak tersalurkan," ujar Aris saat dikonfirmasi, Sabtu (18/9/2021).
Lambannya kabupaten/kota mengambil vaksin, kata Aris, dikarenakan alasan kekurangan tempat penyimpanan, baik di gudang Dinkes kabupaten/kota maupun di puskesmas-puskesmas.
"Pada saat paparan Presiden kemarin stok vaksin di Dinas Kesehatan itu jadi banyak. Padahal itu sudah ada alokasinya. Kami pun kaget, karena berdasarkan paparan Presiden itu masih ada 800.000 dosis, padahal semua itu sudah ada pemiliknya," katanya.
Aris memberikan solusi agar stok vaksin tidak menumpuk, yakni harus cepat disuntikkan kepada masyarakat.
"Tidak ada alasan vaksin lambat disuntikkan. Sebab petunjuk teknis vaksinasi sudah ada. Kemudian kabupaten/kota harus mendirikan sentra-sentra vaksinasi yang banyak. Jadi bagaimana cara mereka mendesain itu saja. Kalau provinsi sifatnya kan support logistik," jelasnya. (Rls)