Wapres RI Ma'ruf Amin resmi membuka Hari Rempah Nasional dan ISFBE di Simalungun. |
Dalam sambutannya, Ma'ruf Amin menjelaskan alasan kegiatan ini digelar di Kota Parapat, Danau Toba.
Menurutnya, Danau Toba merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas. Kawasan ini, kata Ma'ruf, merupakan pusat berbagai tanaman rempah yang pernah menjadi primadona ekspor pertanian dari Sumut.
"Dari kawasan inilah saya ingin kita bersama-sama menggaungkan kembalinya kejayaan rempah Indonesia. Ini selaras dengan amanat Bapak Presiden pada Hari Tani Indonesia tahun 2017. Tujuannya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan petani serta keunggulan agribisnis Indonesia," katanya.
Dikatakan Ma'ruf, Tuhan menganugerahkan alam dengan kekayaan rempah-rempah yang luar biasa.
"Berbagai rempah eksotis tumbuh di lingkungan kita. Kita punya jahe, kunyit, pala, kemiri, cengkeh, lada, kayu manis, tembakau, dan bermacam rempah lainnya. Rempah kita sarat dengan nilai semangat kebangsaan dan persatuan bangsa," ujarnya.
Kemudian, Ma'ruf mengingatkan sekilas sejarah tentang Pemerintah Indonesia yang telah berhasil mengambil alih sekitar 500 perusahaan perkebunan Belanda atau dikenal dengan 'Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda' pada 10 Desember 1957.
"Tanggal 10 Desember, yang kita peringati sebagai Hari Perkebunan, merupakan tanda dan tonggak sejarah perjuangan agar perkebunan kembali bangkit memberikan sumbangsih bagi perekonomian, khususnya meningkatkan devisa negara dari hasil ekspor perkebunan," katanya.
Selanjutnya, Ma'ruf meminta kepada jajaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, untuk segera mengupayakan langkah-langkah untuk mempercepat terwujudnya sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib, serta bebas dari hambatan dan pembatasan yang selama ini tidak menguntungkan, membangun dan melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang proses produksi, distribusi, dan logistik untuk peningkatan produktivitas serta aktivitas ekspor, membentuk tata kelola niaga yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebunan.
Pemanfaatan komoditas rempah.
Ma'ruf mengatakan, erat kaitannya dengan perkembangan kuliner. Untuk itu, mari kita semakin gencar mempromosikan Indonesia dalam kampanye 'Spice Up the World'.
"Kampanye ini penting untuk membangun 'national culinary branding' sehingga citra kuliner Indonesia berbasis rempah dan bumbu dapat lebih mendunia," ujar Ma'ruf.
Kekuatan branding kuliner ini, kata Ma'ruf, perlu dibangun dengan tetap menonjolkan kualitas produk yang mencerminkan kualitas pikir, kualitas karya, kualitas kinerja, serta kualitas hidup bangsa Indonesia.
"Mari semua bangkit untuk mengelola kekayaan bumi Indonesia secara bijak, karena itulah keunggulan komparatif kita yang diakui dunia," kata Ma'ruf.
Pada kesempatan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, peringatan hari perkebunan dan hari rempah nasional yang dirangkaikan dengan kegiatan ISFBE dengan tema 'Membangkitkan Kejayaan Rempah untuk Peningkatan Ekspor Komoditas Perkebunan Menuju Indonesia Maju, Mandiri dan Modern.'
"Kami sangat berterimakasih dan bangga atas kehadiran Wakil Presiden. Semoga kehadiran bapak membuahkan hasil yang bermakna. Indonesia masuk dalam sepuluh besar dan bersama gubernur dan bupati saya berharap kita masuk dalam 3 atau 2 besar negara penghasil rempah. Karena kurang apa perkebunan kita, pertanian kita, peternakan kita. Dan ternyata ketahanan pangan kita sangat luar biasa dengan pertanian yang kita akselerasi dengan baik, semua pihak yang turun tangan dan secara langsung Bapak Presiden dan Wakil Presiden turun mengenergi semua jenis pertanian yang ada, maka pertanian kita bertahan sangat luar biasa banyak negara yang colef dan merangkak menghadapi Covid-19, tapi kita mampu bertahan," kata Syahrul.
Sementara, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menyampaikan bahwa rempah merupakan budaya Sumut yang tidak bisa dipisahkan.
Ada beberapa komoditas yang menjadi kebanggaan Sumut, bahkan komoditas ekspor seperti kemiri, lada, andaliman, kapulaga, cengkeh, jahe dan lainnya serta sudah berjalan sejak Republik Indonesia ini berdiri.
"Pemerintah Sumatera Utara dari sektor hulu sudah menyalurkan bibit unggul dan membina serta mendorong UMKM untuk derisasi rempah ini. Kami sampaikan untuk peningkatan pemodalan UMKM Pemerintah Sumatara Utara melalalui Bank Sumut dan Bank lainya telah mempasilitasi UMKM rempah untuk pasar ekspor," kata Edy.
Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga mengikuti acara tersebut menyampaikan, bahwa Kabupaten Simalungun juga sangat berperan dalam kontribusi hasil rempah.
"Kabupaten Simalungun memiliki lahan seluas 600 hektar yang didalamnya terdapat rempah cengkeh, jahe dan yang lainnya," ujar Radiapoh.
Menurutnya, Pemkab Simalungun akan melakukan upaya membangkitkan kembali hasil pangan rempah-rempah untuk kedaulatan pangan dan peningkatan penghasil para petani di Kabupaten Simalungun.
"Masalah kedaulatan pangan sudah dibicarakan dengan cukup intens bersama Menteri Pertanian, dan tinggal menindaklanjuti secepatnya untuk membicarakannya di Kementerian Pertanian," katanya.
Dalam kesempatan itu, Edy bersama Bupati Simalungun menerima Anugerah Pratama Pekebunan Indonesia (APPI) Award 2021 Kategori Birokrasi dari Kementerian Pertanian RI yang diserahkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (AS)