 |
| Sosok dalam video VCS mirip anggota DPRD Medan yang tersebar di media sosial. |
Terungkap, SS ternyata sudah memperkarakan kasus beredarnya VCS ini ke ranah hukum. Bahkan pelakunya adalah seorang narapidana (napi) yang niat memeras dan sudah divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Berdasarkan penelusuran Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Medan, Senin (17/1/2022), putusan diketok Ketua Majelis Hakim Martua Sagala pada Selasa, 30 Maret 2021.
Terdakwa bernama Porsea Paulus Bartolomeus Hutapea alias Muhammad Rajaf terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta dengan sengaja dan tanpa hak melakukan manipulasi informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang otentik, dengan pidana 4 tahun penjara, denda Rp 1 miliar subsider 3 bulan kurungan.
Jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejatisu, Maria Magdalena, menyebutkan video pertama diketahui pada Rabu, 29 Juli 2020 saat saksi korban Siti Suciati sedang berada di rumah dan tiba-tiba mendapat telepon dari saksi Chairita dengan mengatakan bahwa "KAK ITU DI AKUN PALSU KAKAK ADA YANG POSTING MACAM-MACAM, COBA LIHAT DULU SURUH HAPUS".
Kemudian, Siti Suciati langsung membuka Facebook dan ternyata benar di akun Facebooknya ada postingan foto diri Siti Suciati yang sedang memperlihatkan payudaranya.
Kronologi kejadian bermula saat terdakwa Porsea Paulus Bartolomeus Hutapea alias Muhammad Rajaf yang berada di penjara menggunakan akun Facebook Eligius Fernatubun melihat-lihat dari akun facebook dengan pertama-tama melihat profil calon korbannya yakni Siti Suciati.
Lalu, terdakwa Porsea mengajak berteman.
Setelah pertemanan diterima, terdakwa memulai percakapan dengan menyapa melalui messenger. Perkenalan massenger tersebut dimulai saling cerita dan Porsea mengaku bertugas sebagai Polri di Papua.
Selanjutnya, keduanya semakin dekat dan akrab. Setelah itu, Porsea meminta nomor WA saksi Siti Suciati dan merayu, menggombal dan memintanya untuk telanjang dan dituruti.
Di saat itu juga tanpa sepengetahuan saksi, Porsea merekamnya yang sedang dalam keadaan telanjang bulat/bugil sekitar durasi 30 menit.
Dari durasi 30 menit tersebut, Porsea memotong durasi video tersebut menjadi 5 video masing-masing berdurasi 3 menit dan kemudian membuat akun Facebook fiktif/palsu atas nama Siti Suciati dengan foto dirinya yang terdakwa dapat fotonya dari Facebook Siti Suciati yang asli.
Kemudian, dalam percakapan WA dengan Siti Suciati, Porsea mengajak bisnis dengan modus menjalankan batubara di Manokwari Papua Barat dan Siti Suciati menanggapi.
Lantas dari modus bisnis batubara tersebut terdakwa meminta sejumlah uang. Adapun total Rp 33.200.000 telah dikirim ke rekening Bank BRI Abang Johan Nababan alias Johan (berkas terpisah) secara bertahap.
Dalam dakwaan terungkap bahwa uang yang didapat Porsea dari hasil memeras Siti Suciati itu dipakai untuk membeli sabu.
Karena merasa diperas dan dilecehkan, Siti Suciati akhirnya melapor ke polisi hingga akhirnya kasus ini pun diproses.
Ketua DPC Gerindra Kota Medan, Ihwan Ritonga saat hendak dikonfirmasi terkait kejadian ini, belum dapat dihubungi.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video menampilkan seorang wanita sedang melakukan Video Call Sex (VCS) dengan seorang pria beredar luas di media sosial.
Video 'panas' wanita diduga mirip dengan oknum Anggota DPRD Medan itu beredar sejak Jumat (14/1/2022) malam.
Dalam VCS berdurasi kurang dari satu menit tersebut, tampak seorang wanita tanpa busana tengah memainkan bagian payudaranya dan nenampilkan pose terangsang.
Sementara, dari seberang VCS, tampak seorang pria tengah memainkan alat kelaminnya. Tampak keduanya asyik menikmati VCS tersebut. (Rls)
.png)
