Salah satu warga yang diduga keracunan gas. |
Informasi yang dihimpun, Minggu (6/3/2022) malam, sebanyak 58 orang terpaksa dibawa ke RSUD Penyabungan dan RS Permata Madina, diduga akibat tercium gas tersebut.
Jumlah korban yang dirawat di RSUD Panyabungan sebanyak 36 orang. Sementara, di Rumah Sakit Permata Madina ada sebanyak 22 orang. Dari 58 korban, sebanyak 13 orang masih anak-anak.
Berdasarkan keterangan sejumlah keluarga korban di RSUD Panyabungan mengatakan bahwa mereka mencium bau gas yang menyebabkan mual-mual.
"Pada pukul 17.00 WIB tadi, kami sedang di rumah ada bau menyengat, tapi enggak tau entah bau apa. Warga mengalami muntah dan ada yang pingsan," ujar sejumlah warga yang ditemui di RSUD Panyabungan.
Hingga berita ini dimuat, korban masih dirawat di RSUD Panyabungan. Sementara, di Rumah Sakit Permata Madina, semua korban sudah pulang.
"Pasiennya sudah pulang, ada sebanyak 22 orang," ujar Humas RS Permata Madina Mukmin Harahap saat dikonfirmasi, Minggu (6/3/2022) malam.
Dalam siaran persnya, PT SMGP membenarkan laporan adanya paparan gas H2S di sekitar area pengembangan PLTP PT SMGP.
"Pada 6 Maret 2022 masyarakat melaporkan adanya paparan gas H2S di sekitar area pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT SMGP. Dugaan paparan tersebut terjadi di awal proses kegiatan buku sumur," ujar siaran pers PT SMGP.
Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya termasuk kegiatan buka sumur, PT SMGP telah melakukan semua tahapan kegiatan sesuai prosedur.
Saat ini penyidikan sedang dilakukan dan bekerjasama dengan pihak berwenang.
PT SMGP telah mengambil langkah pendahuluan dengan fokus pada keselamatan warga dan pekerja, serta pengamanan operasi dan aset.
"Keselamatan masyarakat, pekerja dan kontraktor merupakan prioritas utama PT SMGP," demikian siaran persnya. (Rls)