![]() |
Foto ilustrasi. (detikcom) |
Seperti dikutip detikINET dari CNBC, peringatan pun disampaikan oleh para investor startup. Kondisi ekonomi dunia yang tidak baik-baik saja akan berdampak buruk dan kondisi itu bisa berlangsung lama. Startup pun berpotensi terimbas.
"Akan menjadi pemulihan yang panjang dan meski kami tidak bisa memprediksi seberapa lama, kami bisa menasehati bagaimana cara mempersiapkan diri dan melaluinya," ujar perusahaan venture Sequoia Capital, yang portofolionya termasuk Google, Apple dan WhatsApp.
Y Combinator, inkubator startup yang antara lain membantu Airbnb, Dropbox sampai Stripe menjadi besar, mengatakan pada para founder startup bahwa mereka harus paham performa pasar perusahaan teknologi yang buruk berdampak secara signigikan terhadap investasi ke startup.
Padahal baru tahun 2021 investor masih banyak membanjiri dana pada startup hingga meraih valuasi tinggi. Sekarang kondisinya sudah berbeda, bahkan pada perusahaan teknologi yang sudah besar.
PHK dan disetopnya perekrutan pegawai seakan mulai menjadi norma. Perusahaan semacam Snap, Facebook, sampai Uber telah mengatakan akan memperlambat pembukaan lowongan kerja.
Beberapa startup pun telah memangkas karyawan, seperti perusahaan software cloud Lacework.
"Kami menyesuaikan rencana kami untuk meningkatkan uang melaliu keuntungan dan memperkuat keseimbangan sehingga bisa lebih oportunis dan melalui ketidakpastian ekonomi makro," kata mereka.
Tomasz Tunguz, Managing Director di Redpoint Ventures menyebut bahwa banyak investor startup menasihati agar perusahaan startup mereka punya cukup uang tunai untuk setidaknya dua tahun dalam rangka antisipasi jika terjadi sesuatu yang buruk. (Detik)