![]() |
Foto ilustrasi minyak goreng curah. (detikcom) |
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan harga minyak goreng kemasan itu akan berbeda dengan minyak goreng curah yang memiliki harga eceran tertinggi Rp 14.000 per liter.
Ia memperkirakan ada kemungkinan akan melebihi Rp 14.000 per liter yang disebabkan adanya biaya yang diperuntukkan untuk pengemasan.
"Tidak banyak, paling tambahnya Rp 1.500. Biaya packing tidak banyak," jelasnya, kepada detikcom, Sabtu (11/6/2022).
Artinya, harga minyak goreng kemasan diprediksi Rp 15.500 per liter.
"Sekarang Rp 14.000 per liter, ya mungkin sekitar Rp 15.500 per liter," kata Sahat.
Sahat memberi catatan, subsidi atau kewajiban memasok di dalam negeri (domestic market obligation/DMO) minyak goreng harus diberlakukan saat kebijakan penghapusan minyak goreng curah ini aktif agar kebijakan ini berjalan lancar dan harga terkendali.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan penghapusan minyak goreng curah masih dalam tahap persiapan.
"Masih dalam persiapan. Tapi sekarang fokusnya di minyak goreng curah dulu tersedia. Nanti bertahap kita akan wajibkan kemasan," jelasnya.
Oke mengungkapkan rencana ini sudah diumumkan ke pengusaha. Tujuannya agar pelaku usaha sudah mulai mempersiapkan diri. Sehingga saat kebijakan itu diberlakukan, pengusaha sudah siap. (Detik)