Notification

×

Iklan

September 1960, Presiden Soekarno di Sidang Umum PBB Tawarkan Pancasila ke Dunia

Rabu, 01 Juni 2022 | 17:36 WIB Last Updated 2022-06-01T10:36:00Z
Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno, dalam pidatonya di muka Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) XV tanggal 30 September 1960. 
JAKARTA (Kliik.id) - 
Pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno mengupas tentang Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.

Di sidang PBB ke-15 tertanggal 30 September 1960 tersebut, Bung Karno dengan sangat fasihnya mengupas satu per satu sila-sila dari Pancasila. Ia juga menjelaskan soal penafsiran serta maknanya. Dan dengan bangga, ia tak tanggung-tanggung menyatakan bahwa Pancasila adalah sebuah ideologi alternatif dunia.

"Mungkin kalian sudah tahu apa itu Pancasila. Prinsip pertama di dalamnya adalah Belief in God (Ketuhanan Yang Maha Esa)," tandasnya dan diikuti suara gemuruh tepuk tangan dari para hadirin.

Kedua, lanjut Bung Karno, adalah Nationality (Nasionalisme atau Persatuan Indonesia). Kemudian prinsip berikutnya adalah Humanity (Kemanusiaan).

"Keempat, Democracy (Demokrasi). Dan terakhir, Social Justice (Keadilan Sosial)," tegasnya.

Menurut buku Total Bung Karno karya Roso Daras, pidato Bung Karno ini diawali dengan perasaan tertekan yang begitu kuat. Perasaan ini, diakuinya, karena rasa tanggung jawab yang sangat besar.

"Saya merasa rendah hati berbicara di hadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan yang bijaksana dan berpengalaman dari timur dan barat, dari utara dan dari selatan, dari bangsa-bangsa tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa yang baru bangkit kembali dari tidur yang lama," tulisnya mengutip Bung Karno.

Dikisahkan juga bahwa Bung Karno memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar lidah (pengucapannya dalam berpidato) dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menyatakan perasaan hatinya, dan juga agar bergema dalam hati sanubari mereka yang mendengarkannya, terkhusus kepada bangsa Indonesia sendiri.

Seperti diketahui, pidato Bung Karno di hadapan peserta Sidang Umum PBB ke-15 ini diberi judul To Build the World a New (Membangun Tatanan Dunia yang Baru).

Dan di akhir pidatonya, untuk pertama kalinya pula Bung Karno mengutip ayat-ayat suci Al-Quran di hadapan para hadirin sidang PBB, yakni ayat tentang konsep kebangsaan dalam Islam.

Cara berpidato Bung Karno inilah yang kemudian menobatkan dirinya sebagai Pahlawan Islam Asia-Afrika. Penoban tersebut terjadi dalam pertemuan para pemimpin negara-negara Asia-Afrika di Kairo Mesir, yang kemudian melahirkan Gerakan Non Blok tahun 1961.

Ya, begitu fenomenalnya sosok Bung Karno ini sehingga ia menjadi mercusuar, bukan saja bagi bangsanya, tetapi bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika secara umum. (Kilat/Rls)
×
Berita Terbaru Update