![]() |
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat dikurangi karena berimplikasi terhadap alokasi subsidi BBM. (detikcom) |
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam peluncuran Grab Elektrik di Kemenko Marves, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2022).
"Kami sekarang sudah diperintahkan presiden menghitung semua yang bisa kita kurangi dari penggunaan bensin itu kita gunakan ke elektrik, itu sekarang sedang jalan. Saya yakin dengan tim yang ada sekarang, kita akan bisa melakukan ini," kata Luhut.
Hal ini bertujuan untuk mencapai komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi karbon 41% di 2030 dan mencapai net zero emission (NZE) atau netral karbon pada 2060.
Luhut mengungkapkan saat ini pemerintah memperkirakan subsidi BBM untuk mobil Rp 19,2 juta per tahun per mobil.
Kemudian, subsidi untuk motor diperkirakan Rp 3,7 juta per motor per tahun.
Ini merupakan biaya yang akan dihitung ulang dan dikurangi. Koordinasi dengan PT Pertamina (Persero) terus dilakukan agar BBM subsidi ini betul-betul hanya dinikmati oleh yang berhak.
"Jadi bayangin kalau ada motor sekarang 136 juta unit, ya hitung saja subsidinya berapa," jelasnya.
Untuk diketahui, anggaran subsidi energi tahun ini mencapai Rp 502 triliun. Jumlah itu bahkan lebih besar dari anggaran pemerintah memindahkan IKN Jakarta ke Kalimantan Timur yang diperkirakan mencapai Rp 466 triliun.
"Bangun ibu kota itu Rp 466 triliun, ini (Rp 502,4 triliun) untuk subsidi, tapi nggak mungkin ini tidak kita subsidi, akan ramai kita juga, hitung-hitungan sosial-politiknya juga kita kalkulasi. Jadi rakyat harus diberi tahu ada kondisi global yang sangat berat," tutur Jokowi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan, Selasa (21/6/2022). (Detik)