Notification

×

Peletakan Batu Pertama Vihara Bodhisitala di Taput, Pengobat Rindu 100 Tahun Umat Buddha

Selasa, 12 Juli 2022 | 08:29 WIB Last Updated 2022-07-12T12:37:30Z
Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) pembangunan Vihara Bodhisitala di Siborongborong, dilakukan Minggu (10/7/2022), yang juga dihadiri Bupati Taput, Nikson Nababan, para Biksu/Biksuni Sangha Agung Indonesia, dan jajaran pengurus MBI Sumut dan Taput.
TAPUT (Kliik.id) - 
Penantian panjang 100 tahun warga Buddha di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, khususnya di Kecamatan Siborongborong, akhirnya terjawab dengan peletakan batu pertama pembangunan Vihara Bodhisitala.

Semenjak kedatangan Umat Buddha yang masuk melalui Barus, selanjutnya ke daerah Pakkat, Dolok Sanggul hingga menetap di Siborongborong, belum pernah memiliki vihara bersama untuk kegiatan beribadah.

Peletakan Batu Pertama (Groundbreaking) pembangunan Vihara Bodhisitala di Siborongborong, Taput, dilakukan Minggu (10/7/2022).

Acara itu dihadiri Bupati Taput, Nikson Nababan, bersama Sekdakab Taput, Indra Simaremare. Kemudian dihadiri YM Jinadhammo Mahathera, Anu Maha Nayaka Sagin YM Nyanaprathama Mahasthavira, Sekwil Sagin Sumut-Aceh YM Thitavamso Thera beserta segenap biksu/ni Sangha Agung Indonesia (Sagin), PD/PC MBI dari berbagai kabupaten/kota di Sumut, Pengurus Wanita Buddhis Indonesia se-Sumut dan Pengurus Sekretariat Bersama Yayasan-yayasan Buddhayana Indonesia (Sekber Yabuddhi) Sumut.

Hadir juga oleh Pembimas Buddha Kanwil Kementerian Agama Sumut, Budi Sulistiyo, Anggota DPRD Sumut Rudy Hermanto, serta Forkopimda Taput, pimpinan perangkat daerah dan Camat Siborongborong.

Selain itu hadir juga para pandita, upasaka-upasika serta umat Buddha yang hadir turut melakukan peletakan batu pertama pembangunan Vihara Bodhisitala di Jalan Pacuan Kuda, Dusun Pangasean, Desa Siaro, Siborongborong.

Bupati Taput, Nikson Nababan, menyampaikan dukungan pihaknya untuk pembangunan Vihara Bodhisitala itu. Ia berharap pembangunan vihara dapat berjalan lancar dan tuntas tepat waktu. Nikson juga menyampaikan apresiasinya dengan pendirian vihara itu.

"Karena saya belajar bahwa Indonesia lahir bukan karena satu kelompok, kita semua berjuang walau beda agama dan beda budaya, karena bersatu dalam perbedaanlah Indonesia bisa merdeka. Untuk itu kita harus menjaga Pancasila dan menjaga Bhinneka Tunggal Ika," kata Nikson.

Sebagai bentuk dukungan, kata Nikson, Pemkab Taput akan memperbaiki jalan menuju vihara.

"Saya rindu di masa kepemimpinan saya ini, Tapanuli Utara bisa menjadi miniaturnya Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," sebut Nikson.

Sementara, Anggota DPRD Sumut, Rudy Hermanto, mengungkapkan sangat terharu karena selama proses ini masyarakat Siborongborong sangat mendukung sehingga akhirnya bisa terwujud pembangunan Vihara Bodhisitala ini.

Ia mengatakan umat Buddha berkumpul untuk menyaksikan peristiwa bersejarah "100 tahun penantian", namun baru pada Minggu 10 Juli 2022 ini terwujud satu vihara bernama Bodhisitala. Bodhi artinya suatu hal yang baik/suci dan Sitala artinya sejuk.

"Nama Bodhisitala peruntukan untuk nama cetiya, selanjutnya digunakan juga sebagai nama vihara, nama tersebut diberikan oleh Sekwil Sagin (Sekretaris Wilayah Sangha Agung Indonesia) Sumatera Utara dan Aceh YM Thitavamso Thera," jelas Rudy.

Hal senada disampaikan Pembinmas Buddha Kanwil Kemenag Sumut, Budi Sulistiyo. Ia mendukung sepenuhnya pembangunan Vihara Bodhisitala dan berharap vihara itu dapat dikembangkan secara kreatif sehingga menjadi wisata religi untuk turut berkontribusi meningkatkan PAD Taput.

Sejalan dengan dukungan tersebut, Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI memberikan dana bantuan pembangunan Vihara Bodhisitala.

Ketua Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Sumut, UP Eddy Sujono Setiawan, Ketua Yayasan Buddhayana Sumut sekaligus Ketua Panitia Pembangunan, UP Tony, dan Ketua Panitia Peletakan Batu Pertama yang juga Ketua PC MBI Taput, Bong On Nah/Anna Novianti Simorangkir, juga hadir.

Dalam sambutannya masing masing, mereka mengungkapkan terima kasih kepada Bupati Taput dan kepada berbagai pihak atas dukungan yang membantu mewujudkan pembangunan Vihara Bodhisitala.

Mereka berharap semua hal dapat dipermudah hingga selesainya pembangunan dengan lancar dan tepat waktu.

Kegiatan ritual groundbreaking pada pagi hari dipimpin oleh para Biksu/Biksuni Sangha Agung Indonesia dibagi dalam dua sesi, yaitu sesi pertama dalam tradisi Theravada dan sesi kedua dalam tradisi Mahayana.

Prosesi diawali dengan penyalaan lilin dan dupa oleh Sekwil Sagin Sumut-Aceh YM Thitavamso Thera. Rangkaian upacara ritual dilaksanakan dengan penuh khidmat dan sakral. Pendarasan Paritta Suci dipimpin oleh YM Pannasami Thera, sedangkan untuk pembacaan Dharani dipimpin YM Nyanaprathama Mahasthavira.

Kemudian dilanjutkan simbolis pencangkolan tanah oleh Anggota Sangha dan Pimpinan organ Keluarga Buddhayana Indonesia se-Sumut serta Pradaksina dengan air dari berbagai vihara di Sumut sebagai wujud persatuan dan dukungan atas pembangunan Vihara Bodhisitala. (Rls)
×
Berita Terbaru Update