![]() |
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). |
Menurut Bamsoet, saat ini kondisi global makin tak menentu. Semua negara berupaya keras pulihkan ekonomi dari pandemi COVID-19, namun fase ini terganggu dengan berbagai dinamika poltik dan ekonomi global.
"Mulai dari konflik Rusia dan Ukraina, perang dagang dan teknologi antara AS dan Tiongkok, ketegangan baru di selat Taiwan, dan disrupsi rantai pasok dan implikasi ke komoditas pangan dan energi," kata Bamsoet dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Menurutnya, ada 320 juta penduduk dunia mengalami kelaparan akut. Di sisi lain, ada sekitar 66 negara yang diprediksi bangkrut.
"Presiden Jokowi ingatkan ancaman krisis global ada di depan mata, 320 juta penduduk dunia ada di kondisi kelaparan akut. Menurut data IMF dan Bank Dunia, perekonomian di 66 negara diprediksi akan bangkrut dan ambruk," ungkap Bamsoet.
"Dan perlambatan serta kontraksi ekonomi global makin memburuk karena tingginya inflasi," katanya.
Di sisi lain, dampak perang di Ukraina menimbulkan berbagai krisis kemanusiaan. Mulai dari meningkatnya jumlah pengungsi hingga meningkatnya orang yang kehilangan tempat tinggal.
Data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dipaparkan Bamsoet menyatakan jumlah pengungsi asal Ukraina meningkat pesat menjadi 5 juta orang. Jumlah itu hampir menyaingi pengungsi asal Suriah.
"Menurut UNHCR kurang lebih dua bulan sejak pasukan Rusia memulai perang, sebanyak 5 juta warga Ukraina meninggalkan negara mereka. Ini merupakan kelompok pengungsi kedua di dunia setelah Suriah yang jumlahnya mencapai 6,8 juta," papar Bamsoet.
Perang Rusia dan Ukraina, lanjut Bamsoet, menyebabkan 7,1 juta warga Ukraina kehilangan tempat tinggalnya. Jumlah itu merupakan populasi besar yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang melanda.
"Perang ini memicu krisis pengungsi dan krisis kemanusiaan yang tumbuh paling cepat," kata Bamsoet. (Detik)