![]() |
Presiden Xi Jinping. |
China sedang dilanda krisis ekonomi. Salah satunya adalah krisis properti dan krisis pengangguran di kalangan muda.
Dalam kongres tersebut, Xi diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiganya. Pertemuan politik yang dihadiri lebih dari 2.000 anggota partai itu akan menentukan langkah China dalam lima tahun ke depan atau bahkan lebih lama.
Dalam pidatonya, Xi memberikan nada percaya diri, menyoroti kekuatan China yang tumbuh dan pengaruh yang meningkat di masa kepemimpinannya. Dia juga berulang kali menggarisbawahi risiko dan tantangan yang dihadapi, termasuk pandemi COVID-19, konflik dengan Hong Kong dan Taiwan yang diklaim dimenangkan China.
Tetapi para ahli khawatir Xi tidak memberikan tanda-tanda untuk menjauh dari kebijakan nol-COVID yang sangat ketat. Kebijakan ini telah menghambat pertumbuhan ekonomi China.
"Pidato kemarin mengkonfirmasi apa yang telah lama dicurigai oleh banyak pengamat China. Xi tidak berniat merangkul liberalisasi pasar atau melonggarkan kebijakan nol-COVID, setidaknya tidak dalam waktu dekat," kata Craig Singleton, rekan senior China di Foundation for Defense of Democracies, dikutip dari CNN, Selasa (18/10/2022).
Singleton menambahkan, Xi memprioritaskan pada keamanan dan kemandirian. Tapi pertumbuhan ekonomi jangka panjang China justru dikorbankan.
China menjadi negara yang masih menerapkan langkah ketat nol-COVID. Tujuannya membasmi pandemi dengan memutus rantai penularan lewat pembatasan, penguncian massal karantina ketat, hingga lockdown.
Ekonomi China disebut dalam kondisi buruk. Pertumbuhan terhenti, pengangguran kaum muda mencapai rekor tertinggi, dan sektor properti berantakan. Lockdown yang terus-menerus tidak hanya mendatangkan malapetaka pada ekonomi, tetapi juga memicu meningkatnya ketidakpuasan sosial.
Pekan lalu, dua spanduk besar digantung di jalan layang sebuah jalan raya utama di Beijing, memprotes kebijakan COVID-19 dan pemerintahan otoriter Xi. Itu adalah protes yang jarang terjadi terhadap di China, menandakan frustasi dan kemarahan masyarakat.
Banyak organisasi internasional, termasuk IMF dan Bank Dunia, baru-baru ini menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB China untuk tahun ini. Kebijakan nol-COVID menjadi salah satu hambatannya.
Namun, Xi Jinping tetap memuji kepatuhan pemerintah terhadap kebijakan nol-COVID. Ia menyebut telah mencapai hasil yang positif dan signifikan. (Detik)