Pertemuan Sherpa G20 keempat ini menjadi pertemuan terakhir menyongsong KTT G20 dalam Presidensi G20 Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di Jimbaran, Bali pada 11-14 November. Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia meliputi 12 Working Groups (WG) dan 10 Engagement Groups (EG).
Diketahui, pertemuan Sherpa G20 juga telah diselenggarakan guna menyiapkan versi terbaik Leaders' Declaration yang akan dibawa dan ditetapkan oleh para Kepala Negara dan Pemerintahan negara anggota G20 pada KTT G20.
Leaders' Declaration ini merupakan komitmen dari para Pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pasca pandemi COVID-19. Rancangan Deklarasi berisikan substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia, yakni Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi Digital, dan Transisi Energi. Serta membahas isu ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini.
Sebagai perwakilan negara berkembang dan satu-satunya anggota G20 dari Asia Tenggara, Airlangga menilai inklusivitas menjadi sangat penting bagi Indonesia. Ia juga meminta para negara saling membantu dalam melalui masa-masa yang sulit ini.
"Kuncinya adalah mencapai keseimbangan. Dengan agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 sebagai penunjuk arah kita, kita harus mempertimbangkan solusi paling efektif untuk krisis multidimensi yang sedang berlangsung dan tetap rendah hati dalam keterbatasan kita sebagai manusia," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (13/11/2022).
Ia pun menyebut seluruh pembahasan yang dilakukan dalam pertemuan akan meng-endorse concrete deliverables. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar Presidensi G20 Indonesia dapat menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan menjadi legacy Indonesia bagi G20 serta meningkatkan peran dan profil Indonesia pada Forum G20.
"Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis yang dihadapi dunia saat ini penuh dengan risiko dan rintangan. Jadi, para pemimpin mengandalkan Anda, atas kebijaksanaan, solusi, dan inovasi untuk pemulihan ekonomi global," ungkapnya.
Sebagai informasi, pertemuan Sherpa ini dibuka pada Jumat (11/11/2022) oleh Co-Sherpa G20 Indonesia Edi Prio Pambudi dan dihadiri Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Ketua Sekretariat Gabungan Sherpa Track dan Finance Track Presidensi G20 Indonesia.
Sesmenko Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso memaparkan Sherpa Track juga berperan vital mengadakan berbagai kegiatan lainnya. Mulai dari culture and creative economy, Research and Innovation Ministers' Meeting, Side Event, dan Joint Ministerial Meeting yang merupakan bentuk kerja sama antar Kementerian dan Lembaga.
"Selain unsur Pemerintah, Indonesia juga secara aktif melibatkan kelompok non-pemerintah yang tergabung dalam G20 Engagement Groups. Tujuannya antara lain untuk memastikan bahwa proses pembahasan mengenai upaya pemulihan ekonomi bersifat inklusif dengan memperhatikan masukan dari kelompok di luar Pemerintah selaku stakeholders dan pelaku utama pertumbuhan ekonomi," jelas Susiwijono.
Sebagaimana diketahui, di puncak Presidensi G20 Indonesia akan diselenggarakan KTT G20 di Bali pada 15-16 November mendatang. Forum G20 merupakan 'The Only Global Premier Economic Forum' yang menjadi representasi perekonomian dunia karena negara-negara yang tergabung di dalamnya menguasai 85% dari PDB dunia.
Diselenggarakan pada masa pandemi COVID-19, Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 menjadi periode paling krusial dalam proses pemulihan ekonomi global.
Untuk itu, kolaborasi global melalui Forum G20 diharap mampu menghasilkan langkah-langkah nyata dan terobosan besar untuk mengatasi krisis pangan, energi, dan keuangan global yang terjadi saat ini. Serta mempercepat pemulihan bersama dan pulih menjadi lebih kuat. (Detik)