Notification

×

Iklan

Bahlil Sebut Inflasi RI Salah Satu yang Terendah, Cuma Kalah dari China

Kamis, 10 November 2022 | 13:25 WIB Last Updated 2022-11-10T16:09:25Z
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (detikcom)
JAKARTA (Kliik.id) - 
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai Indonesia berhasil mengendalikan inflasi. Inflasi Indonesia menjadi salah satu yang terendah di antara negara anggota G20.

Adapun inflasi Indonesia 5,9%, berada di posisi kedua terendah di antara anggota G20. Indonesia hanya kalah dari China yang inflasinya 2,6%.

Namun, mantan Ketua Umum HIPMI ini yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap yang terbaik dibanding negara G20. Bahkan pertumbuhan ekonomi 5,72% disebutnya sebagai yang tertinggi selama ia masuk Kabinet Indonesia Maju.

"Dibandingkan negara lain, untuk inflasi kita nomor dua terbaik setelah Tiongkok (China), dibandingkan Australia dan yang lain. Tapi pertumbuhan ekonomi aku yakin yang terbaik dibandingkan negara G20," ujar Bahlil dalam konferensi pers Capaian investasi triwulan III secara virtual, Kamis (10/11/2022).

Capaian ini berhasil dilakukan di tengah harga minyak dunia yang belum membaik. Apalagi, Bank Sentral AS (The Fed) juga masih menaikkan suku bunga. Terakhir, The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin menjadi kisaran 3,75-4%.

"Memang ini ada dua tantangan. Di satu sisi adalah harus menahan agar nilai tukar rupiah tetap terjaga. Di sisi lain harga minyak sekalipun naik, tapi kita harus menjaga inflasi," tuturnya.

Pengendalian inflasi dan capaian pertumbuhan ekonomi nasional bahkan membuat banyak negara melakukan cross check terhadap Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Bahlil menyampaikan optimismenya untuk mencapai target investasi Rp 1.200 triliun di akhir tahun. Adapun progressnya hingga sekarang sudah mencapai Rp 892,4 triliun atau 74%.

"Dan Alhamdulillah (realisasi investasi) sudah mencapai Rp 892,4 triliun, atau mencapai 74,4%. Ini adalah angka yang insyaallah saya janjikan tercapai Rp 1.200 triliun," pungkasnya. (Detik)
×
Berita Terbaru Update