Notification

×

Iklan

FKDM Tebingtinggi Usulkan Nama Jembatan Sei Padang (Titi Gantung) Menjadi 'Jembatan 13 Desember'

Jumat, 04 November 2022 | 09:08 WIB Last Updated 2022-11-04T02:31:54Z
Titi gantung di Kota Tebingtinggi memiliki nilai sejarah yang tinggi.
TEBINGTINGGI (Kliik.id) - 
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kota Tebingtinggi mengusulkan nama jembatan Sei Padang yang nenghubungkan Kelurahan Brohol dengan Kelurahan Bulian (Eks Titi Gantung), Kecamatan Bajenis, diberi nama Jembatan 13 Desember.

Usulan ini tertuang dalam surat FKDM Kota Tebingtinggi Nomor: 08/FKDM/IX/TT/2022, tertanggal 28 Oktober 2022, yang ditujukan kepada Pj Wali Kota Tebingtinggi yang ditandatangani Ketua Ngemat Sitepu dan Sekretaris Mei Rina K Hasibuan.

Didalam surat itu disebutkan yang mendasari pengusulan nama tersebut antara lain mengingat perjuangan rakyat di Tebingtinggi dalam membela dan mempertahankan kemerdekaan tanah air yang penuh heroik dan patriotik untuk perlu diwarisi para generasi muda.

Kemudian, selama penjajahan kolonial Belanda maupun Jepang yang selama 3,5 tahun, telah banyak membuat rakyat menderita kehilangan harta benda bahkan korban jiwa.

Pada saat itu, di dalam maupun sekitar Kota Tebingtinggi banyak terjadi peristiwa bersejarah tentang perlawanan dan perjuangan rakyat atas sikap tentara Jepang yang semena-mena dan tidak manusiawi dan berprikemanusiaan dimana rakyat ditangkapi, ditawan, di siksa dan dibunuh yang gugur sebagai kesuma bangsa.

Dalam menghadapi tentara Jepang di Titi Gantung 13 Desember 1945, pada hari itu Kamis senja menjelang Magrib rombongan pemuda dari kebun Sibarau dan Dolok Masihul yang jumlahnya ratusan orang dipimpin Udin.B bermaksud memberikan bantuan kepada para pejuang di pusat Kota Tebingtinggi bergerak melalui Brohol-Titi Gantung-Ke Desa Bulian dan melewati Bandar Sakti.

Sebagian mereka bersenjatakan bambu runcing, tombak dan parang. Sedang yang memiliki senjata api hanya beberapa orang saja.

Tanpa disadari para pemuda tersebut, 1 kompi bala tentara Jepang telah membuat pertahanan untuk penyergapan yang tempatnya terlindung di balik pohon dan semak-semak di ujung kiri jembatan Desa Bulian.

Ketika sebagian rombongan pemuda sudah ada yang sampai di ujung kiri titi dan ada yang di tengah dan ada juga yang nasih di pangkal titi gantung.

Dan pada saat itulah para pemuda di hujani tembakan senapan mesin secara terus menerus dari benteng pertahanan mereka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Banyak pemuda yang jatuh berguguran, di tanah di ujung titi, tengah titi dan pangkal titi, bahkan jatuh kedalam sungai yang saat itu lagi banjir.

Para pemuda yang gugur jatuh ke sungai sehingga air sungai menjadi merah karena banyaknya pemuda yang gugur sebagai kesuma bangsa.

Jasad para pemuda yang ditemukan dikumpulkan dan dimakamkan secara massal di tanah wakaf ujung titi gantung jalan Huta Usang Desa Bulian dan di batu nisanya di tulis makam pahlawan tak dikenal.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Guna mengenang jasa para pahlawan yang gugur di titi gantung tersebut serta usulan dan harapan berbagai elemen masyarakat termasuk ahli waris pelaku sejarah peristiwa 13 Desember 1945 tersebut, agar jembatan Sei Padang sekarang yang menghubungkan Kelurahan Berohol dengan Kelurahan Bulian, Kecamatan Bajenis (Eks titi gantung) diberi nama 'Jembatan 13 Desember'.

Ketua FKDM Kota Tebingtinggi Ngemat Sitepu, kepada wartawan, Jumat (4/11/2022), membenarkan adanya permohonan usulan nama Jembatan 13 Desember tersebut.

Ditambahkan Ngemat bahwa uraian kejadian sejarah 13 Desember diatas, dikutip dari buku sejarah Peristiwa Berdarah 13 Desember 1945 di Tebingtinggi oleh M Kasim dan Amir Taat Tanjung.

"Semoga permohonan usulan ini dapat terkabul, yang akan dikenang bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang," ujar Ngemat Sitepu. (Rls)
×
Berita Terbaru Update