Warga yang tinggal di Bumi Perkemahan Sibolangit, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, melakukan aksi blokade jalan dan membakar ban, Rabu (9/11/2022) pagi. |
Hal itu ditegaskan Edy menanggapi orang-orang yang selama ini telah mencoba menguasai lahan tersebut, sehingga menimbulkan keributan.
"Sudah bertahun, sudah bertahun. Itu tanahnya Pramuka. Apa hak mereka untuk melakukan pembangkangan?" ujar Edy kepada wartawan, Rabu (9/11/2022).
Diketahui, ratusan massa yang merupakan warga penggarap lahan Bumper Sibolangit, memblokade jalan lintas Medan-Berastagi dengan membakar ban di tengah jalan, tepat di depan lahan Bumper Sibolangit, Rabu (9/11/2022).
Aksi tersebut adalah sebagai bentuk protes atas kebijakan Pemprov Sumut untuk pengosongan atas seluruh bangunan yang berdiri di atas lahan Bumper Sibolangit. Warga ngotot menguasai bumper tersebut.
Aksi tersebut adalah bersamaan dengan turunnya Tim Terpandu Penertiban Lahan Bumper Sibolangit untuk menyampaikan Surat Peringatan (SP) kedua kepada warga penggarap.
Gubernur Edy mengatakan sebelum penertiban bangunan di atas lahan, kepada warga sudah diberikan sosialisasi ataupun peringatan. Namun apabila warga tidak mengindahkannya, maka akan diambil tindakan tegas.
"Kita kasih toleran, kita masih memberikan peringatan, sekali, dua kali, tiga kali. Kalau tak bisa ya kita harus tegas. Negara tidak boleh kalah dengan orang-orang yang berbuat salah," tegasnya.
Lebih lanjut, Edy mengatakan lahan Bumper Sibolangit akan dijadikan untuk tempat pembinaan dan pengembangan Pramuka. Karena itu pula, lanjut Edy, lahan Bumper Sibolangit tersebut harus dipertahankan.
"Pramuka, itukan milik Pramuka. Kalau itu nanti terus mau diambil orang. Pramuka mau kemana? Itukan 250 hektar memang diperuntukkan oleh pendahulu-pendahulu kita untuk Pramuka, kita harus pertahankan itu," tegasnya.
Apabila ada warga yang memiliki alas hak atas lahan Bumper Sibolangit tersebut, Edy meminta agar ditunjukkan.
"Tunjukkan aja dokumennya. Kalau memang dia punya dokumen, kita kasihkan. Pramuka punya sertifikat," ujar mantan Pangkostrad ini.
Sebelumnya, Kasatpol PP Sumut, Mahfullah P Daulay, menegaskan penertiban bangunan di lahan Bumper Sibolangit, tidak bisa dihentikan. Hal tersebut untuk mengembalikan fungsi lahan menjadi tempat pembinaan Pramuka.
Menurutnya, Pemprov Sumut bersama TNI dan Polri yang tergabung dalam Tim Terpadu sudah melakukan pembongkaran bangunan yang sudah disetujui untuk dibongkar pemiliknya.
Sebagai informasi, secara total ada 307 bangunan yang terdiri dari bangunan permanen dan semi permanen, yang berdiri di lahan perkemahan tersebut.
"Sudah ada masyarakat yang bersedia dibongkar bangunannya," ungkapnya.
Pihak Kwarda Pramuka Sumut juga sudah melaporkan pihak-pihak yang menduduki lahan tersebut ke Polda Sumut. Diketahui saat ini sudah masuk ke tingkat penyidikan.
"Kwarda Sumut telah mengambil langkah dalam upaya penyelamatan aset. Kalau tidak diantisipasi, kekhawatiran kedepan Bumi Perkemahan tersebut akan habis dan hilang," ucap Mahfullah sembari mengatakan Pemprov Sumut tidak memberikan ganti rugi atas pembongkaran.
Sebelumnya diberitakan, kemacetan parah terjadi di jalan lintas Medan-Berastagi, Sumatera Utara, Rabu (9/11/2022) pagi pukul 09.30 WIB.
Pasalnya, warga yang tinggal di Bumi Perkemahan Sibolangit, Desa Bandar Baru, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, melakukan aksi blokade jalan dan membakar ban.
Informasi yang dihimpun, warga menolak lahannya ditertibkan oleh Pemprov Sumut. Warga mengklaim bahwa lahan Bumi Perkemahan Sibolangit adalah milik mereka.
Rencananya Satpol PP Pemprov Sumut akan menempel surat peringatan (SP) kedua agar warga angkat kaki dari Bumi Perkemahan Sibolangit. Namun, warga menolak.
Dalam aksinya, warga membawa spanduk berisi kecaman terhadap pemerintah. Mereka tidak rela jika dipaksa angkat kaki dari tempat tinggalnya.
Saat melakukan aksi, warga terlihat menyanyikan lagu Indonesia Raya.
"Jangan mau mundur. Maju terus," teriak warga.
Warga menyebut, pemerintah seharusnya berpihak pada masyarakat. Mereka juga meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo.
"Kami minta tolong sama pak Jokowi. Tolong kami," teriak warga lagi.
Saat aksi berlangsung, asap hitam membubung tinggi dari lokasi aksi. Warga melakukan blokade dan tak ada satupun kendaraan yang bisa melintas dari arah Medan menuju Berastagi dan sebaliknya. (Rls)