Notification

×

Iklan

Warga Dihimbau Waspada, 17 Daerah di Sumut Dilanda Bencana Banjir dan Longsor

Senin, 21 November 2022 | 18:08 WIB Last Updated 2022-11-22T02:13:52Z
Banjir di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumut.
MEDAN (Kliik.id) - 
Warga Sumatera Utara (Sumut) diimbau mewaspadai bahaya bencana alam menyusul cuaca ekstrim yang terus melanda wilayah ini.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut periode 1-19 November 2022, menunjukkan telah terjadi bencana alam mulai dari banjir dan longsor di 17 kabupaten/kota di Sumut. 

Ke-17 kabupaten/kota itu, yakni Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Langkat, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Sibolga dan Kota Tanjung Balai.

Daerah yang masih terjadi banjir hingga tanah longsor, yakni Kabupaten Asahan banjir dari 30 Oktober 2022 dan masih berlangsung saat ini.

Lalu, Kabupaten Batubara banjir sejak 3 November 2022 hingga saat ini. Kabupaten Deli Serdang banjir sejak 14 November dan status sudah selesai. Kabupaten Labuhanbatu Utara banjir, sejak 3 November 2022 dan status sudah selesai.

Kemudian, Kabupaten Langkat banjir sejak 2 November 2022 dan masih berlanjut, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota Medan banjir sejak 19 hingga 21 November dan status masih berlangsung.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Zulham Efendi Siregar, menjelaskan, pihak BPBD Asahan dan OPD terkait telah melakukan pemantauan di lokasi Bencana dan memberikan bantuan kogistik kebencanaan. 

"Untuk kondisi terkini banjir di beberapa kecamatan di Asahan telah surut total dan beberapa kecamatan masih terlihat genangan air," ujar Zulham kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

Untuk banjir di Kabupaten Batubara, dengan ketinggian air antara rata-rata 30-50 cm dan merendam 4 Kecamatan yakni, Kecamatan Lima Puluh Pesisir berimbas 333 KK, Kecamatan Sei Suka berimbas 51 KK, Kecamatan Air Putih berimbas 11 KK dan Kecamatan Lima Puluh berimbas 500 KK.

"Total objek yang terdampak banjir di Batubara 985 KK dan tanggul pecah sekitar 150 meter," jelas Zulham.

Zulham mengungkapkan, BPBD Batubara dan OPD terkait telah melakukan pendataan di lokasi bencana dan mendirikan tenda pengungsian.

Di Kabupaten Nias Barat, banjir melanda 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Lahoni, Kecamatan Mandrehe Barat, Kecamatan Mandrehe dan Kecamatan Moroo.

Banjir disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi pada beberapa hari di Nias Barat dan meluapnya Sungai Moroo dan Sungai Lahomi.

"Dampak bencana di Nias Barat, rumah terendam sebanyak 400 KK, lahan persawahan dan perkebunan terendam. Korban terdampak lebih kurang 1.625 Jiwa," ujar Zulham.

Zulham mengungkapkan bahwa upaya dilakukan BPBD Nias Barat dan OPD terkait telah melakukan pemantauan di lokasi bencana dan memberikan bantuan logistik berupa 20 ton beras kepada korban bencana. 

"Menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Nias Barat selama 14 hari terhitung mulai 14 November sampai dengan 28 November 2022," ungkap Zulham. 

Untuk banjir di Kota Medan, merendam 11 Kecamatan, yakni Medan Helvetia, Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Johor, Medan Sunggal, Medan Polonia, Medan Petisah, Medan Baru, Medan Barat, Medan Labuhan dan Medan Belawan. Jumlah terdampak sebanyak 4.502 rumah, 5.820 KK dan 20.880 Jiwa.

Kemudian, BPBD Kota Medan juga melakukan evakuasi warga sebanyak 240 orang. Untuk saat banjir masih berlangsung di Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan.

Zulham mengatakan, dalam upaya penanganan banjir Kota Medan, BPBD Sumut melakukan pemantauan dan kaji cepat di lokasi banjir diantaranya di wilayah Jalan Brigjen katamso dan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan.

"Membantu melakukan evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak banjir. Memobilisasi personil dan peralatan untuk penanganan banjir. Tetap berkoordinasi dengan BPBD Kota Medan dan BMKG," katanya.

Zulham menambahkan kegiatan dilakukan Pusdalops PB Provinsi Sumut, pemantauan di 33 Kabupaten/Kota melalui media komunikasi yang dimiliki. Menerima informasi kebencanaan melalui media cetak dan media online.

"Mekanisme kerja - SIAP SIAGA - 24/7 SETIAP HARI. Pengoperasian dan video pemanfaatan aplikasi kebencanaan -InAWARE -DiBI," kata Zulham.

Lebih lanjut, Zulham mengatakan pihaknya terus melakukan monitoring perkembangan bencana alam di sejumlah daerah di Sumut ini.

"Imbauan kita, tetap waspada dan siap siag, agar memperhatikan kondisi alam sekitar, menjaga alam dan melihat informasi yang dikeluarkan BMKG," ungkapnya.

Pihak BPBD Sumut, kata Zulham, memperkirakan bencana alam ini akan berlangsung sampai akhir tahun 2022, sesuai dengan laporan BMKG yakni intensitas hujan yang cukup tinggi.

Zulham menyampaikan, langkah penanganan bencana alam ini dilakukan sesuai dengan SOP, sehingga dampak bencana bisa ditangani dengan baik, cepat dan tepat.

"Kita langsung hadir untuk melakukan penanganan. Termasuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat," pungkasnya. (Rls)
×
Berita Terbaru Update