Notification

×

Iklan

Waskita Tak Punya Duit Kerjakan Proyek Rp 2,7 Triliun di Sumut, Kok Bisa Menang Tender?

Jumat, 04 November 2022 | 17:34 WIB Last Updated 2022-11-04T13:48:44Z

Foto ilustrasi.
MEDAN (Kliik.id) - PT Waskita Karya (Persero) membuat pengakuan mengejutkan masyarakat Sumatera Utara karena mengaku tidak punya uang untuk mengerjakan proyek infrastruktur jalan dan jembatan sebesar Rp 2,7 triliun.


Beberapa kalangan pun mempertanyakan alasan PT Waskita Karya selaku BUMN Karya itu memenangkan tender proyek Rp 2,7 triliun multiyears itu?


Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sumut, Mulyono, mengaku awalnya mereka yakin Waskita Karya sanggup mengerjakan proyek Rp 2,7 triliun tersebut.


"Kami memang di sini yang menyeleksi tendernya, kebetulan hanya 2 perusahaan yang ikut, yakni Waskita (KSO) dan PP, KSO juga," ujar Mulyono kepada wartawan, Jumat (4/11/2022).


Menurut Mulyono, PT Waskita Karya menyanggupi jaminan ketersediaan keuangan sebagaimana yang diminta dalam persyaratan tender. Jumlahnya saat itu Rp 1,4 triliun.


"Kan diupload itu buktinya, rekening bank, rekening koran," katanya.


Tidak hanya itu, Pokja Tender juga mengonfirmasi ke pihak bank (BNI), yang juga membenarkan bahwa Waskita punya dana.


"Dananya ada sampai Rp 4,5 triliun, tentu sudah melebihi," jelas Mulyono.


Di bagian lain, PT PP bersama KSO-nya saat evaluasi tender itu, tidak menyatakan jaminan ketersediaan keuangannya.


"Jadi berdasarkan fakta-fakta inilah, maka kemudian Waskita yang akhirnya ditetapkan sebagai pemenang tender," jelas Mulyono. 


Namun pada perjalanannya saat ini, Waskita mengaku tidak memiliki dana, Mulyono mengaku tidak dapat menganalisa hal tersebut.


"Itu tidak pada ranah kami lagi. Kami tidak sampai menganalis kesana," katanya.


Mulyono berharap adanya solusi bagi Waskita Karya agar dapat menyelesaikan tanggung jawab menyelesaikan proyek itu.


Sebelumnya diberitakan, Komisi D DPRD Sumatera Utara (Sumut) kaget mengetahui proyek pembangunan jalan dan jembatan provinsi di Sumut berbiaya Rp 2,7 triliun baru terealisasi sekitar 5 persen.

Bahkan, pihak kontraktor PT Waskita Karya mengaku tidak ada dana untuk mengerjakannya.

Penegasan itu disampaikan anggota Komisi D DPRD Sumut, Dhody Taher, Viktor Silaen, Delpin Barus, Yahdi Khoir Harahap, Edy Surahman Sinuraya, Ari Wibowo dan Rony Reynaldo Situmorang dalam rapat dengar pendapat dengan Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Sumut, Inspektorat Provinsi Sumut, PT Waskita Karya selaku kontraktor proyek multiyears, PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) dan PT Pijar Utama, yang dipimpin Ketua Komisi D Benny Sihotang dan dihadiri Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Kamis (3/11/2022) sore di gedung DPRD Sumut, Medan.

"Gawat, benar-benar gawat, proyek yang kita bangga-banggakan terancam gagal. Ini sudah tidak benar, kita terjebak masuk dalam perangkap kontraktor BUMN yang tidak punya duit. Kasus ini sangat memalukan dan tamparan keras bagi Sumut," ujar Dhody usai mendengar paparan PT Waskita Karya bahwa progress proyek multiyears Rp 2,7 triliun baru terealisasi 5 persen.

Dhody mempertanyakan bagaimana bisa PT Waskita Karya mengejar target penyelesaian progress hingga 33 persen pada Desember 2022 sesuai kontrak yang sudah dijanjikan, karena masa kerja tinggal hanya 40 hari lagi. 

"Progress nya masih sangat kecil, ini tidak mungkin terealisasi sesuai target. Kalau PT Waskita Karya tidak mampu mengerjakan, sudah angkat tangan saja, sebab kelakuan kontraktor seperti ini sama saja dengan mempermalukan pejabat dan anggota legislatif di Sumut," ucap Dhody dengan nada tinggi.

Menurut Dhody, Fraksi Partai Golkar sejak awal sudah mewanti-wanti proyek multiyears ini bermasalah, mulai dari penganggaran hingga proses tender, ternyata sekarang benar adanya, proyek yang ditargetkan memuluskan 450 km jalan provinsi di Sumut ini terancam gagal.

Senada, Viktor Silaen dan Edy Surahman Sinuraya juga geram melihat kinerja PT Waskita Karya sebagai pemenang tender yang gagal mengerjakan proyek multiyears tersebut, sehingga anggaran yang sudah dialokasikan di APBD Sumut TA 2022 sebesar Rp 500 miliar terancam jadi SILPA dan tentunya akan berdampak kepada APBD berikutnya.

"Seharusnya PT Waskita Karya selaku perusahaan BUMN bisa menjadi contoh bagi rekanan di daerah ini. Padahal perusahaan PT SMJ dan PT Pijar Utama selaku kontraktor yang di KSO kan PT Waskita mampu menyelesaikan progresnya sesuai target," kata Viktor yang juga politisi Partai Golkar ini.

Berkaitan dengan itu, Viktor mendesak Dinas BMBK Sumut bersikap tegas terhadap PT Waskita Karya.

"Jika tak sanggup mengerjakan, segera putus kontrak dan berikan penanganannya kepada perusahaan yang mampu. Masa PT Waskita Karya tidak memiliki dana pendahuluan atau dana jaminan," katanya.

Sebelumnya, Kadis BMBK Sumut Bambang Pardede menjelaskan, progress proyek multiyears baru terealisasi sekitar 5,3071 persen, yakni PT Waskita Karya sebesar 1,2837 persen, PT SMJ sebesar 2,9778 persen dan PT Pijar Utama sebesar 1,0457 persen dari yang ditargetkan di akhir Desember 2022 sebesar 33,556 persen.

Menjawab kritikan dewan terkait minimnya progres pekerjaan yang dilakukan, Warjo dari PT Waskita Karya mengaku terkendala masalah dana, karena sampai saat ini masih dalam proses finalisasi di Perbankan. (Rls)
×
Berita Terbaru Update