Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberikan keterangan kepada wartawan. |
Edy membawa-bawa nama Tuhan yang tak mau diduakan. Begitu juga dengan dirinya sebagai hamba ciptaan Tuhan, juga tak ingin diduakan sebagai Gubernur Sumut.
"Sekali lagi saya ingatkan, saya Gubernur Sumatera Utara, dan saya tidak mau diduakan. Tuhan saja yang maha kuasa tidak mau diduakan. Apalagi saya seorang gubernur manusia biasa," ujarnya.
Awalnya Edy menyatakan bahwa tidak bagus jika seorang manusia tidak memiliki hawa nafsu. Karena manusia tidak akan bisa bekerja tanpa nafsu.
"Tapi nafsu ini dikendalikan oleh iman didalam kitab suci yang tadi mendampingi, diatur disitu iman itu, ada yang boleh, ada yang tidak boleh," kata mantan Pangkostrad ini.
Selaku nahkoda, kata Edy, para kepala OPD yang dilantik harus bisa mengendalikan nafsu dengan iman. Iman itu sudah tertulis dalam kitab dan diatur apa saja yang boleh dan tidak.
"Diskusilah kalian dengan kerja-kerja harus apa yang harus kau buat. Karena saya berharap saya punya visi saya punya misi, lakukan yang terbaik saudara-saudara ku, dengan ketakwaan yang penuh keimanan," ungkapnya.
Instruksi tegas Edy tidak mau diduakan, menjadi menarik karena disampaikan di tengah isu perpecahan antara dirinya dengan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah alias Ijeck.
Pada beberapa kesempatan, keduanya terlibat saling sindir menyindir. Edy tidak pernah langsung menyebut nama Musa Rajekshah.
Namun sindiran lebih banyak ke Partai Golkar, yang kerap disebut Edy "Si Kuning", dimana Musa Rajekshah adalah Ketua DPD Partai Golkar Sumut.
Misalnya, Edy pernah menyebut "Si Kuning" tidak mendukung program pembangunan infrastruktur, khusus proyek jalan jembatan strategis Sumut Rp 2,7 triliun.
Sebaliknya Musa Rajekshah menyindir balik Edy Rahmayadi, seperti pada Rapimda II Golkar Sumut di Medan pertengahan Desember 2022 lalu.
Saat para kader Golkar meneriakkan Musa Rajekshah Gubernur di arena Rapimda itu, Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, menyahutnya dan mengarah kepada Edy Rahmayadi.
"Belum, belum.. Nanti Gubernurnya makin alergi," kata Ijeck. (Rls)