Megawati berpidato lebih dari satu jam di hadapan ribuan kader PDIP di Ji-Expo, Kemayoran, Selasa (10/1/2023) . (Arsip DPP PDIP). |
Acara itu turut dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dan sejumlah jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dalam pidatonya, Megawati menyampaikan banyak hal, mulai dari sejarah PDIP, kesetaraan gender, peringatan untuk para kader, sampai responsnya terkait calon presiden yang bakal diusung.
Berikut poin-poin penting dalam pidato Megawati.
1. Pecat kader yang tak taat aturan partai
Mega mengingatkan para kader PDIP untuk taat aturan. Dia mengatakan tak ragu-ragu akan memecat kader yang melanggar aturan partai.
Menurutnya, aturan partai harus dimasukkan ke dalam hati dan pikiran, sehingga bisa selaras dalam sikap.
"Kita diparingi loh sama Gusti Allah loh, bisa jadi begini loh. Jadi kalau saya dengan segala hormat saya, kalau ada anak buah yang sudah di dalam aturan partainya harus sampai tingkat pemecatan, saya teken, jreet. Jadi jangan bikin tangan ibu ini untuk membuat itu," kata Mega.
Megawati menjelaskan bahwa saat ini dia telah membuat peraturan baru. Dia membuat aturan untuk kader yang tidak taat peraturan partai, dipersilakan untuk mengundurkan diri.
"Lah sekarang saya bikin aturan baru, supaya ya sudah kalau kamu gitu mundur aja," ujarnya.
2. Minta kader blusukan
Mega meminta kader PDIP blusukan ke masyarakat. Ia lagi-lagi mengancam akan memecat kader yang tak mau mematuhi instruksinya ini.
Mega pun meminta kader mencontoh kegigihan Presiden Jokowi saat melakukan blusukan.
Ia percaya blusukan adalah cara menghimpun dukungan masyarakat. Dia berkata turun ke rakyat dapat menggaet pemilih-pemilih yang selama ini belum mendukung partai tertentu.
"Jadi, Ibu mesti apa dong? Hayo jawab sendiri. Ibu mesti apa?" ucap Mega.
"Pecat," jawab para kader.
"Ya karena tidak menjalankan instruksi partai," kata dia.
3. Persilakan kader mundur jika hanya ingin berkuasa
Mega ingin para kader PDIP peduli dengan rakyat miskin. Dia ingin para gelandangan, khususnya di DKI Jakarta, diurus dan diberi tempat yang lebih layak.
Dia memberikan peringatan keras kepada para kader di DKI. Mega tak mau jika kadernya sibuk memperkaya diri.
"Yang dipikir hanya gimana mau kaya, bagaimana menjadi ini dan untuk berkuasa. Kalau itu, mohon maaf, dengan segala hormat lebih baik mundur dari PDI Perjuangan," ujar Mega.
4. Tegaskan wewenang tentukan capres
Mega menegaskan bahwa urusan pencalonan presiden di partai sepenuhnya menjadi kewenangan dia sebagai ketua umum.
Mega mengatakan dirinya telah diberi mandat oleh kongres sebagai forum tertinggi partai untuk menetapkan capres dari partai banteng.
"Saya ketum terpilih di kongres partai sebagai institusi tertinggi partai, maka oleh kongres partai diberikanlah ketum terpilih hak prerogratif siapa yang akan dicalonkan," kata Mega.
"Saiki nunggin nggak ada, ini urusan gue," tambahnya.
5. Tegaskan jabatan presiden 2 periode
Mega menegaskan masa jabatan presiden di Indonesia hanya dua periode karena sudah disepakati bersama dan diatur dalam konstitusi.
"Lah kalau sudah dua kali, ya maaf, ya dua kali," kata Mega.
Mega mengatakan membangun Republik Indonesia bukan pekerjaan yang mudah. Ia berharap negeri ini tetap konsekuen dan melanjutkan kontinuitas yang sudah disepakati bersama.
Karena itu, ia meminta semua pihak tetap berpegang pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dan kesepakatan bernegara.
6. Sindir partai lain deklarasi capres dari PDIP
Mega menyindir partai lain yang mendompleng kader PDIP sebagai calon presiden mereka.
Mega heran partai-partai itu sibuk mendeklarasikan kader PDIP sebagai kandidat presiden. Dia bertanya kenapa partai itu tak mengusung kader sendiri.
"Kok dompleng-dompleng? Aturannya piye toh?" ucap Mega.
Dia sampai mengecek aturan pemilu. Mega heran mengapa partai lain sudah begitu ngotot mengusung kader PDIP.
Mega menyindir partai-partai itu seperti tak punya kader sendiri.
Menurutnya, partai seharusnya menyiapkan kader masing-masing untuk mengarungi pemilu.
7. Perempuan harus siap memimpin
Mega menyebut perempuan, terutama yang menjadi kader PDIP harus siap untuk bertempur dan memimpin.
Dia pun menyinggung sejumlah pemimpin perempuan yang menurutnya berani dan berhasil. Mulai dari Ratu Sima sampai seorang pejuang perempuan dari Aceh Malahayati.
"Partai itu sama aja, kalau saya bilang siap tempur gitu, lalu perempuannya (diam saja), waduh mateng dah gua," kata Megawati.
"Coba ini Ratu Sima, Ken Dedes, gayatri, Raja Patmi, Tribuana Tungga Dewi, Laksamana Malahayati," imbuhnya.
Menurutnya, setiap kader PDIP harus bisa seperti mereka. Megawati berpandangan laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan setara.
(CNN Indonesia)