Notification

×

Iklan

Polda Sumut Tarik Penanganan Kasus Kematian Bripka Arfan Saragih

Sabtu, 25 Maret 2023 | 07:41 WIB Last Updated 2023-03-27T18:46:54Z
Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak bersama keluarga almarhum Bripka Arfan Saragih.
MEDAN (Kliik.id) - 
Pasca kematian Bripka Arfan Saragih, keluarga almarhum membuat laporan ke Mapolda Sumatera Utara (Sumut).

Hingga Jumat (24/3/2023), pihak keluarga keberatan dengan kematian Bripka Arfan Saragih yang dinyatakan bunuh diri pada 6 Februari 2023 lalu.

Diketahui, Bripka Arfan Saragih ditemukan tewas usai menggelapkan uang wajib pajak kendaraan warga kurang lebih Rp 2,5 milliar di Samsat Pangururan, Samosir.

Meski Tim ahli digital dan tim Forensik telah menjelaskan penyebab kematian Bripka Arfan Saragih pada konferensi pers beberapa waktu lalu di Mapolres Samosir, pihak keluarga belum menerimanya.

Belakangan, pihak keluarga yang merasa kematian Bripka Arfan janggal, didampingi pengacaranya melapor ke Polda Sumut.

Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra melalui Kabid Humas Kombes Pol Hadi Wahyudi, mengatakan, saat ini kasus tersebut sudah ditangani Polda Sumut.

Selain itu, Kapolda Sumut telah mendengarkan langsung keluhan istri dan keluarga almarhum.

"Kapolda sudah bertemu dengan istri almarhum dan mendengar apa yang menjadi kegusaran pihak keluarga," ujar Hadi saat dikonfirmasi, Jumat (24/3/2023) malam.

Atas kasus ini, kata Hadi, Polda Sumut telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari Reserse Kriminal Khusus, Reserse Kriminal Umum dan Propam.

"Bapak Kapolda memastikan proses penanganan perkara yang saat ini ditarik Polda Sumut berjalan transparan dan terbuka," kata Hadi.

Sebelumya, ditemukan fakta hasil penyelidikan bahwa pelaku penggelapan uang wajib pajak Bripka Arfan Saragih memesan racun sianida dari Bogor.

Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman menyampaikan, berdasarkan fakta autopsi dan pemeriksaan luar dalam kedokteran forensik bahwa kematian Bripka Arfan Saragih karena bunuh diri dengan meminum cairan sianida.

"Hasil pemeriksaan dokter forensik, Bripka AS meninggal akibat minum cairan sianida," ujar Kapolres Samosir, Senin (20/3/2023).

Diketahui, Bripka Arfan Saragih ditemukan tewas di tebing curam di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir oleh sesama rekan polisinya pada 6 Februari 2023 lalu.

Menurut keterangan polisi, di dekat jenazah Bripka Arfan Saragih, ditemukan botol minuman bersoda berwarna keruh yang diduga telah dicampur dengan racun sianida dan botol diduga berisi serbuk racun.

Kemudian, pada jarak 80 sentimeter dari tubuh korban ditemukan tas berwarna hitam merk Asus yang didalamya terdapat 19 BPKB dan 25 STNK.

Dalam konferensi pers di Mapolres Samosir pekan lalu, Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman mengungkapkan sejumlah fakta terkait kematian dan penggelapan Pajak di UPT Samsat Pangururan oleh Bripka Arfan Saragih dan 4 orang Pegawai Harian Lepas Dispenda Samosir.

Menurut Yogie, tindakan penggelapan ini sudah mulai sejak tahun 2018. Jumlah warga yang menjadi korban dalam penggelapan ini sudah mencapai 300 orang WP (Wajib Pajak) yang tidak disetorkan kepada Dispenda Bank Sumut.

"Ratusan orang yang sudah kita datakan dan sudah kita lakukan pemeriksaan. Kemudian atas dasar laporan daripada korban-korban ini pada tanggal 31 Januari 2023 Polres Samosir melakukan proses penyelidikan. Tentu saja dari pihak internal kita melakukan proses pemeriksaan melalui Kasi propam," kata Kapolres.

Sebelumnya, persoalan ini juga sudah dilaporkan ke Polda Sumut berdasarkan laporan korban penggelapan pada 31 Januari 2023.

Lalu, Polda Sumut melakukan pemeriksaan di Polres Samosir khususnya terhadap kaitan anggota yang keterlibatan permasalahan.

Berkaitan dengan kematian almarhum, berdasarkan keterangan dokter ahli, setelah dilakukan pemeriksaan luar dan dalam kepada jenazah laki-laki panjang badan 170 cm, kemudian rambut hitam lurus.

"Pada saat itu dari hasil pemeriksaan luar saya menjumpai warna kemerahan kepada bagian belakang dan telinga kiri kemudian warna kemerahan pada dahi kiri," kata dokter ahli.

Selain itu keluar cairan berwarna merah kehitaman pada kedua lubang hidung, bibir berwarna biru kehitam, kedua ujung jari tangan berwarna kebiruan luka lecet pada kiri bawah.

"Pada pemeriksaan luar kemudian kita lakukan otopsi pemeriksaan dalam di situ saya menjumpai adanya memar kulit kepala belakang bawah," tambah dokter ahli.

Menurutnya, hasil pemeriksaan tambahan disimpulkan penyebab kematian korban adalah kematian lemas akibat masuknya cairan ke saluran makan hingga ke lambung dan saluran nafas.

"Adanya pendarahan pada rongga kepala akibat merokok dan jantung yang dijumpai pada korban pada saat dilakukan pemeriksaan luar dan dalam," ujarnya. (Red)
×
Berita Terbaru Update