Foto ilustrasi. |
Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa mengatakan, preman berkedok calo bus ini mengelabui penumpang soal harga tiket yang tidak sesuai dengan harga biasanya.
"Calo-calo bus ini membuat para penumpang bus resah," ujar Fathir, Minggu (12/3/2023).
Fathir menjelaskan, para preman tersebut sempat dilakukan tes urine serta diberikan pembinaan. Kemudian, pihaknya juga melakukan profiling terhadap pelaku apakah pernah dilaporkan pada perkara lain.
"Hasil penelusuran kami 25 orang preman itu tidak terkait pada tindak pidana lainnya," katanya.
Fathir menyampaikan, pihaknya akan tetap memonitor gerak gerak para preman tersebut jika nanti dilepaskan. Tujuannya agar mereka tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Panca Putra Simanjuntak telah memberikan perintah khusus kepada Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda untuk menindak tegas kejahatan jalanan dan premanisme.
Selama seminggu terakhir, lanjut Fathir, pihaknya sudah menindak aksi premanisme di beberapa titik lokasi di Kota Medan, termasuk kawasan Terminal Amplas dan Pinang Baris.
"Kegiatan ini akan terus dilaksanakan. Makanya kami imbau di luar sana agar menghentikan tindakan premanisme dan lainnya," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan operasional Terminal Amplas Terpadu di Jalan Panglima Denai, Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023).
Dari tempat yang sama, Jokowi juga meresmikan Terminal Tanjung Pinggir, Kota Pematang Siantar.
Jokowi berharap terminal lebih ramah, aman dan nyaman bagi penumpang. Karena itu terminal tak boleh kotor dan tak boleh banyak preman.
Terminal yang kotor dan banyak preman membuat masyarakat enggan menggunakan transportasi bus. Padahal transportasi massal bus menurutnya menjadi solusi kemacetan di kota-kota besar di luar Jakarta.
"Fasilitas yang namanya terminal bus, (harus) yang baik, yang bersih, yang nyaman, tidak seperti terminal-terminal yang lalu-lalu, kotor, banyak preman-nya. Siapa yang mau naik bus, kalau hal tadi masih terjadi," ujar Jokowi.
Setelah kedua terminal ini resmi dibuka, Jokowi berharap bisa memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Selain itu, dengan fasilitas yang baik, tumbuh budaya menggunakan angkutan massal bus di masyarakat Sumut dan sekitarnya.
"Saya harapkan setelah dibuka, betul-betul memberikan layanan terbaik kepada masyarakat," katanya.
Senada, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mendukung penuh permintaan Jokowi mengubah citra terminal banyak preman. Apalagi, terminal bus sangat dibutuhkan bagi masyarakat Sumut saat ini.
Beberapa terminal di Indonesia termasuk di Sumut masih identik dengan preman dan kotor. Setelah dibangun dengan desain modern dan fasilitas yang baik, citra banyak preman dan kotor tersebut diharapkan bisa hilang.
"Kita sebagai Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama Forkopimda akan mendukung penuh keinginan Presiden mengubah citra terminal banyak preman dan kotor," kata Edy. (Red)