Foto: IStockphoto |
Medan (KliikNews) - Jumat Agung merupakan salah satu perayaan penting dalam agama Kristen di seluruh dunia, di mana umat akan memperingati penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus. Jumat Agung jatuh pada hari Jumat sebelum hari Paskah yang merupakan hari keempat puluh setelah Hari Raya Paskah.
Peringatan Jumat Agung dimulai dengan ibadah khusus di gereja yang
mengingatkan umat Kristiani akan penderitaan dan kematian Yesus Kristus di atas
kayu salib. Pada perayaan ini, umat Kristen merenungkan penebusan dosa dan
pengorbanan yang dilakukan oleh Yesus Kristus untuk keselamatan umat manusia.
Selama Jumat Agung, umat Kristen juga mengikuti rangkaian kegiatan
religius seperti perenungan, doa dan ibadah salib. Banyak yang berpuasa dan
melakukan penziarahan ke beberapa tempat suci yang terkait dengan peristiwa
penyaliban, seperti Via Dolorosa di Jerusalem.
Jumat Agung adalah waktu yang sangat sakral dan berarti bagi umat
Kristen. Melalui perayaan ini, umat Kristen diingatkan akan kasih dan
pengorbanan Yesus Kristus untuk mereka. Jumat Agung juga menjadi momen refleksi
dan introspeksi bagi banyak orang Kristen, untuk memperdalam iman dan mengenang
karya penebusan Kristus dengan penuh syukur.
Jumat Agung adalah momen yang amat sakral bagi umat Kristiani,
merupakan Jumat sebelum perayaan Paskah. Pada hari raya ini, umat Kristiani
memperingati serangkaian peristiwa yang menjadi inti dari pelayanan Yesus
Kristus di dunia. Jumat Agung adalah saat di mana Yesus disalibkan, mengalami
kematian yang menyedihkan di atas kayu salib, dan kemudian dikuburkan. Ini
adalah puncak dari penderitaan dan pengorbanan-Nya bagi umat manusia yang
menurut iman Kristen merupakan bagian dari rencana keselamatan Allah bagi umat
manusia.
Hari ini dianggap sebagai salah satu hari yang paling berarti dalam
kalender liturgi umat Kristen, diberi sebutan 'Agung' karena signifikansinya
yang besar. Pelayanan Yesus yang luar biasa, terutama pengorbanan-Nya untuk
penebusan dosa umat manusia, menjadi fokus peringatan ini. Dalam tradisi
Yahudi, hari ini sebenarnya jatuh pada hari Kamis, karena mereka merayakan
Sabat pada hari Sabtu. Namun, dalam tradisi Kristen, penghitungan waktu mengacu
pada hari kematian Yesus yang dihitung 3 hari sebelum hari Sabat, sehingga
jatuh pada hari Jumat.
Dalam Alkitab, penyaliban Yesus disebutkan di dalam keempat Injil yang
didahului dengan peristiwa-peristiwa penting seperti Perjamuan Kudus,
pengkhianatan Yudas Iskariot, doa Yesus di taman Getsemani, penangkapan-Nya,
penyangkalan Petrus, pengadilan Yesus oleh otoritas agama dan Romawi, serta
kisah kebangkitan-Nya yang mengubah sejarah. Di Indonesia, hari ini sering
disebut sebagai hari Wafat Isa Al-Masih,yang menjadi hari libur nasional.
Tanggalnya bervariasi setiap tahunnya, mengikuti perayaan Paskah.
Selain Jumat Agung, Pekan Suci umat Kristen khususnya Kristen Katolik,
juga memperingati peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terkait dengan
kematian dan kebangkitan Yesus, termasuk Minggu Palma, Kamis Putih, Sabtu Suci
dan Hari Minggu Paskah. Setiap peristiwa ini memiliki makna yang mendalam dalam
iman Kristen, menggambarkan penderitaan, pengorbanan dan kemenangan Kristus
atas dosa dan kematian.
Secara esensial, Jumat Agung adalah peringatan yang mengenang dan merenungkan penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Ini adalah saat di mana umat Kristen memusatkan perhatian mereka pada pengorbanan besar yang dilakukan Yesus Kristus demi menebus dosa manusia. Pada hari ini, umat Kristiani melakukan ibadah khusus, mengikuti liturgi yang melibatkan pembacaan dan refleksi atas kisah penyaliban, kematian dan penguburan Yesus Kristus.
Selain itu, Jumat Agung juga dianggap sebagai momen untuk menghayati kasih dan pengorbanan Kristus secara lebih mendalam. Umat Kristen menggunakan kesempatan ini untuk merenungkan makna teologis dari penderitaan Kristus, serta memahami bahwa kematian-Nya adalah bagian integral dari rencana keselamatan Allah bagi umat manusia. Berikut beberapa simbol dan makna bagi umat Kristen:
1. Salib
Salib, yang menjadi simbol utama dalam peringatan Jumat Agung,
melambangkan pengorbanan besar Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus dosa
manusia. Pada hari yang sakral ini, umat Kristen merenungkan dengan mendalam
penderitaan dan kematian Yesus Kristus di salib sebagai pengorbanan yang luar
biasa dan penebus dosa umat manusia. Salib juga mengandung simbolisme mendalam
tentang cinta dan kesetiaan Yesus terhadap umat manusia, sekaligus mengajarkan
umat Kristen untuk mengikuti teladan-Nya dalam mempersembahkan hidup mereka
demi kasih kepada sesama.
2. Mahkota Duri
Mahkota duri menjadi simbol yang kuat dalam peringatan Jumat Agung
karena mencerminkan penderitaan dan penghinaan yang dialami Yesus Kristus
sebelum disalibkan. Dengan menempatkan mahkota yang terbuat dari duri-duri
tajam di atas kepala-Nya, Yesus menerima penderitaan tersebut sebagai bagian
dari misi-Nya dalam menyelamatkan umat manusia. Simbol ini mengingatkan umat
Kristen akan kesakitan dan penghinaan yang dialami oleh Yesus dalam menebus
dosa manusia, serta mengajarkan pentingnya bersikap sabar dan teguh dalam
menghadapi cobaan hidup.
3. Paku
Paku, yang digunakan sebagai alat untuk menyalibkan Yesus Kristus,
menjadi simbol kekerasan, kesengsaraan, dan penderitaan yang dialami oleh Yesus
dalam peristiwa penyaliban-Nya. Penggunaan paku dalam penyaliban mencerminkan
rasa sakit dan pengorbanan Kristus untuk menebus dosa umat manusia. Simbol ini
juga mengajarkan umat Kristen tentang pentingnya kasih dan pengampunan dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
4. Lilin
Lilin adalah simbol kehadiran Kristus sebagai terang dunia, yang
memancarkan cahaya di tengah kegelapan dosa dan penderitaan manusia. Dalam
ibadah Jumat Agung, lilin seringkali dinyalakan untuk menunjukkan penghormatan
dan kesetiaan kepada Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya di kayu salib.
Penggunaan lilin dalam peringatan Jumat Agung juga mengajarkan umat Kristen
tentang pentingnya mempertahankan iman dan harapan di tengah kegelapan dan
kesulitan.
5. Jubah Ungu
Jubah ungu, dengan makna mendalam dari warnanya, melambangkan
kesedihan, kerendahan hati dan penghormatan tulus kepada Allah. Di masa sebelum
Kekristenan, warna ungu seringkali digunakan untuk menghormati para pahlawan
dan raja yang telah wafat. Dalam tradisi Kristen, warna ungu digunakan selama
masa Prapaskah, masa persiapan sebelum perayaan Paskah, yang mencerminkan
kesedihan akan penderitaan Kristus.
6. Kain Kafan
Kain kafan adalah simbol kematian Yesus Kristus dan mengajarkan umat Kristen, akan makna kesetiaan dan pengorbanan. Setelah Yesus mati di kayu salib, jenazah-Nya dibalut dengan kain kafan yang berisi minyak dan rempah-rempah, lalu diletakkan di dalam makam batu. Simbol ini mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus dan mengajarkan tentang kehidupan setelah kematian.
7. Golgota
Golgota adalah tempat yang dianggap sebagai tempat penyaliban Yesus
Kristus. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus di sana merupakan peristiwa
penting dalam ajaran agama Kristen, yang mencerminkan penebusan dosa manusia
melalui pengorbanan-Nya. Golgota menjadi simbol yang menyiratkan penderitaan
dan pengorbanan Kristus, serta mengingatkan umat Kristen akan kasih dan
pengampunan-Nya.
Dilansir dari situs RRI, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di
Indonesia (PGI) Daerah Kota Medan, Pdt. Erwin Tambunan, M.Th., mengatakan bahwa
perayaan Jumat Agung menjadi momen penting bagi umat Kristiani di seluruh dunia
untuk merenungkan makna mendalam dari peristiwa wafatnya Yesus Kristus. Pdt.
Erwin juga menyebutkan, Jumat Agung merupakan hari suci dalam agama Kristen
yang memperingati peristiwa penyaliban dan wafatnya Yesus Kristus di atas kayu
salib. Ia mengatakan Jumat Agung menjadi momen bagi umat Kristen untuk merenungkan
kembali pengorbanan dan kasih Allah yang terwujud dalam kematian Yesus Kristus,
yang menjadi penyelamat bagi umat manusia.
Sementara Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumatera Utara, Pdt.
Dr. Hendry Binsar H. Tarigan, M.Th, menyoroti pentingnya sikap umat Kristen
dalam menjaga perdamaian dan keharmonisan di tengah perbedaan dan konflik.
Menurutnya, melalui momen peringatan Jumat Agung ini, umat Kristen diminta
untuk senantiasa memperjuangkan kebenaran dan kedamaian dalam segala situasi,
termasuk dalam situasi pasca Pemilu.
Lebih lanjut Pdt. Hendry menyampaikan perayaan Jumat Agung bukan hanya merupakan momen keagamaan semata, namun juga menjadi panggilan untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran kasih dan perdamaian yang diajarkan oleh Yesus Kristus. (liputan6/rri)