Medan (KliikNews) - Sebagai hari besar umat Islam, hari raya Idul
Fitri sangat dinanti-nanti kehadirannya. Namun, jangan sampai kita tidak paham makna
dari Idul Fitri yang sesungguhnya. Sebelum mengetahui makna dari Idul
Fitri, kita harus tahu terlebih dahalu bagaimana cara umat Islam merayakan Idul
Fitri.
Perayaan Idul Fitri berlangsung selama dua hingga tiga hari,
di mana pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri umat Islam melakukan sholat
Ied. Di saat yang bersamaan, umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul
Fitri dengan berjabat tangan dan pelukan sebagai simbol berbagi kebahagian dan
saling memaafkan kesalahan. Tidak itu saja, di rumah-rumah juga akan
disediakan hidangan makanan bagi anggota keluarga maupun tamu yang akan datang
berkunjung.
Umat Islam pada hari Fitri melakukan tradisi saling
bermaaf-maafan. Tradisi-tradisi ini akan bervariasi dari tiap-tiap
negara. Di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, hari raya Idul
Fitri menjadi hari libur nasional. Sekolah-sekolah dan perkantoran diliburkan
sehingga pada hari raya umat Islam dapat berkumpul dengan keluarga, sanak
saudara, teman-teman, dan tetangga.
Di Amerika Serikat dan Inggris, umat Islam dapat meminta
cuti sekolah dan cuti kerja sehingga mereka dapat bepergian atau merayakan Idul
Fitri bersama keluarga dan teman. Di negara-negara seperti Mesir dan Pakistan,
umat Islam biasanya menghiasi rumah mereka dengan lentera, lampu kelap-kelip,
atau bunga. Makanan khusus pun disajikan untuk menjamu teman,
tetangga, maupun keluarga besar yang akan diundang berkumpul bersama.
Di tempat-tempat seperti Yordania, dengan populasi mayoritas
Muslim, beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri tiba mereka akan berburu
hadiah di mal-mal lokal dan pasar Ramadhan. Mereka akan bersiap untuk bertukar
hadiah pada saat Idul Fitri. Di Turki dan di tempat-tempat yang pernah menjadi
bagian dari kekaisaran Ottoman-Turki, seperti Bosnia dan Herzegovina, Albania,
Azerbaijan dan Kaukasus, juga dikenal sebagai "Lesser Bayram".
Idul Fitri menandakan berakhirnya waktu puasa
Ramadhan dan diartikan juga sebagai hari kemenangan. Makna spiritual yang
terdapat di dalamnya, selain refleksi dan kegembiraan, Idul Fitri juga sebagai
waktu untuk amal, yang dikenal sebagai Zakat al-Fitr. Idul Fitri
dimaksudkan sebagai waktu sukacita dan penuh berkah bagi seluruh umat Muslim
dan waktu untuk membagikan harta kekayaan seseorang kepada mereka yang tidak
mampu agar turut berbahagia di hari raya.
Makna Lebaran
Makna lebaran dapat diketahui dari asal katanya. Lebaran
memiliki lima padanan kata, yaitu lebar-an, luber-an, labur-an, lebur-an
dan liburan.
Pertama: Lebar-an
Lebaran berasal dari kata “lebar” yang ditambahkan imbuhan
–an. Leba’ berarti lapang. Maknanya, tentu agar di hari raya kita harus
berlapang dada. Sifat lapang dada muncul untuk meminta dan sekaligus memberi
maaf kepada sesama.
Kedua: Luber-an
Luber dalam KBBI memiliki arti melimpah, meluap. Dengan kata
lain, melewati batas daripada batas yang ditentukan. Luber maafnya, luber
rezekinya, dan luber pula pahalanya sehabis Ramadhan. Untuk itu, maka luber-an
bertransformasi menjadi lebaran.
Ketiga: Labur-an
Lebaran diambil dari kata dalam Bahasa Jawa, yaitu laburan.
Artinya, mengecat. Hal ini tak lepas dari kebiasaan dari mayoritas orang
Indonesia. Menjelang datangnya Idul Fitri, semua kepala keluarga sibuk
mengecat rumahnya agar tampak indah. Dari kebiasaan laburan menjelang Idul
Fitri inilah, lebaran menjadi sebuah kata yang setara dengan makna Idul Fitri
itu sendiri.
Keempat: Lebur-an
Kata “leburan” diambil dari Bahasa Jawa, yang berarti
menyatukan. Artinya, selepas Ramadhan itu diharapkan kita mampu meleburkan diri
kita pada sifat-sifat Tuhan. Caranya dengan ujian dan cobaan, dengan kesabaran
dan ketenangan. Semangat perubahan itulah yang merubah leburan menjadi
lebaran.
Kelima: Liburan
Lebaran merupakan plesetan dari liburan. Dalam kalender
Nasional, Hari Raya Idul Fitri adalah tanggal merah, yang berarti hari
libur. Karena alasan tersebut, maka liburan yang diucapkan berulang-ulang menjadi
awal mula munculnya istilah lebaran.
Makna Idul Fitri
Tidak seperti makna kata “lebaran” yang dipengaruhi budaya,
Idul Fitri memiliki makna yang berkaitan erat dengan tujuan yang akan dicapai
dari kewajiban berpuasa. Tujuan berpuasa yaitu menjadi manusia yang
bertaqwa. Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”. Id secara
bahasa berasal dari kata “aada – ya’uudu”, yang artinya kembali. Hari raya
disebut “id” karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap
tahun pada waktu yang sama.
Sedangkan kata “fitri” memiliki dua makna, yaitu suci dan
berbuka. Suci berarti bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan
keburukan. Sedangkan fitri yang berarti berbuka berdasarkan pada hadits
Rasulullah SAW: ”Dari Anas bin Malik: Tak sekali pun Nabi Muhammad SAW.
Pergi (untuk shalat) pada hari raya Idul Fitri tanpa makan beberapa kurma
sebelumnya.”
Apa Perbedaan Idul Fitri dan Lebaran?
Setelah melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan, umat
muslim merayakan Idul Fitri. Di Indonesia sendiri, salah satu hari raya Islam
ini disebut lebaran. Sebetulnya, tak ada perbedaan antara keduanya. Sebutan ini
muncul karena budaya dan bahasa. Namun, hal tersebut justru membuat maknanya
berbeda.
Memaknai Idul Fitri
Dari penjelasan makna Idul Fitri di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa Idul Fitri berarti kembalinya seseorang kepada keadaan suci
atau keterbebasan dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan
sehingga berada dalam kesucian atau fitrah.
Hari raya ini pun merupakan hari raya kemenangan dimana umat
muslim merayakannya dengan kembali “buka puasa” atau makan. Itulah mengapa
salah satu sunnah sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri adalah makan atau
minum walaupun sedikit. Hal ini untuk menunjukkan bahwa hari raya Idul Fitri 1
Syawal itu waktunya berbuka dan haram untuk berpuasa.
Penting bagi umat Muslim untuk memaknai Idul Fitri
sungguh-sungguh. Bukan soal banyaknya makanan di hari raya ini, melainkan
berapa banyak bantuan yang kita beri untuk mereka yang kekurangan.
Karena itu, Idul Fitri juga dapat dimaknai sebagai hari
kemenangan di mana umat Muslim bahagia merayakannya dengan buka puasa atau
makan. Hal ini juga yang membuat Idul Fitri termasuk dalam hari-hari yang
dilarang untuk berpuasa. Selain menjadikan momen Idul Fitri sebagai hari
kemenangan, hendaknya seorang Muslim memanfaatkannya untuk memperbaiki dan
menyucikan diri dari dosa yang telah dilakukan.
Idul Fitri adalah waktu untuk memperbaiki, memaafkan dan merenung. Selamat merayakan hari yang Fitri. Mari jadikan momentum hari kemenangan ini untuk menjadi insan yang semakin baik dalam ketaatan. Minal Aidin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. (kumparan/republika/finansialku)