Kadisnaker Tebingtinggi Iboy Hutapea mengunjungi keluarga Rico Nasution. |
Rico diduga menjadi korban sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Mendapat informasi ini, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Tebingtinggi Iboy Hutapea langsung datang menemui keluarga Rico.
Di depan ibu nya Rico bernama Hariani, Iboy mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) wilayah Sumut, untuk membahas masalah ini.
Saat ini, BP3MI sedang berkoodinasi dengan pusat dan KBRI di Kamboja untuk memastikan kondisi Rico.
Menurut Iboy, Rico berangkat ke Negara Kamboja melalui visa turis/wisata, sehingga tidak diketahui perusahaan mana yang memberangkatkan.
Apabila, kata Iboy, Rico berangkat sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), seharusnya menggunakan visa pekerja.
"Kalau resmi jadi TKI dia pasti pakai visa pekerja, ini dia pakai visa turis jadi tidak terdata di databest kami. Jadi kalau perusahaan itu resmi, itu terdaftar, disitu agak terkendala kita mencari informasinya," ujar Iboy di kediaman Rico, Kamis (2/1/2025).
Dia menduga Rico berangkat melalui agen penyalur yang tidak jelas dan terindikasi ke Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Dugaan ini ikut mafia-mafia atau tepatnya kasus TPPO," katanya.
Iboy mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi ke BP3MI wilayah Sumut untuk membahas masalah ini.
"Saya terus komunikasi ke provinsi untuk menelusuri kasus ini. Tadi mereka berkoordinasi dengan KBRI, pihak KBRI menanyakan kepolisian Kamboja, namun belum ada laporan yang masuk. Kami mohon keluarga bersabar dan beritahu kami apabila mendapat informasi lainnya," ujar Iboy.
"Sampai saat ini kita belum mendapat informasi A1 (Valid) terkait sudah meninggalnya Rico atau belum, kita masih terus mencari informasi," pungkasnya.
Sebelumnya, kabar duka itu diperoleh keluarga Rico pada sekitar seminggu lalu dari temannya yang bekerja di Negara Kamboja. Saat ini Rico sudah tidak dapat dihubungi.
Rico merupakan warga Lingkungan 1, Kelurahan Tanjung Marulak Hilir, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi.
Ibu Rico, Hariani menjelaskan, Rico berangkat bekerja ke Negara Kamboja sekitar bulan Agustus lalu.
"Kami mengetahui kabar ini dari temannya yang berada disana. Tapi mereka tidak satu kerjaan. Terus kami telpon lagi tidak diangkat sampai sekarang," ujar Hariani di kediamannya, Sabtu (28/12/2024).
Hariani mengaku dirinya hingga kini belum mengetahui secara pasti kerjaan Rico dan agen yang memberangkatkan putra ketiganya itu.
"Kami belum tau kerja apa dia disana dan siapa biro yang memberangkatkannya. Namun pernah kami dengar Rico kerja di Crown Casino," katanya.
Hariani menjelaskan, pihaknya terakhir berkomunikasi dengan Rico pada 1 Desember 2024 lalu.
Pihak keluarga Rico berharap pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja dapat membantu kepulangan Rico.
"Kami berharap KBRI bisa membantu kepulangan Rico," ucapnya. (Red)