Notification

×

Iklan

Kondisi Dua Perusahaan Daerah Tebingtinggi Memprihatinkan, Perlu Evaluasi Direktur dan Jajaran

Minggu, 05 Januari 2025 | 17:45 WIB Last Updated 2025-01-05T10:48:14Z

Kolase PDAM Tirta Bulian dan RSUD Kumpulan Pane.
TEBINGTINGGI (Kliik.id) - Dua perusahaan daerah milik Pemerintah Kota Tebingtinggi mengalami kondisi yang memprihatinkan dan jauh dari harapan dalam pencapaian Pendapatan Asli Daerah (PAD).


Kedua perusahaan daerah tersebut yakni RSUD Kumpulan Pane dan PDAM Tirta Bulian.


Berdasarkan investigasi yang dihimpun Kliik.id, saat ini RSUD Kumpulan Pane memiliki hutang beban barang dan jasa hingga mencapai puluhan miliar rupiah. Dengar-dengar mencapai Rp 30 miliar lebih.


Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun dan 'warisan' utang dari direktur sebelumnya hingga direktur sekarang tidak ada perubahan. Infonya, utang malah semakin bertambah.


Akibat kondisi tersebut, RSUD Kumpulan Pane yang telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ini sepi pasien. Hal itu dikarenakan kurangnya fasilitas dan dokter ahlinya.


Kurangnya minat dokter maupun tenaga kesehatan untuk bekerja disana dikarenakan adanya insentif kesehatan yang belum terbayar. Kondisi ini kabarnya sudah terjadi bertahun-tahun, sehingga keuangannya ibarat 'Gali Lubang, Tutup Lubang'.


Selain itu, pengaturan managemen rumah sakit juga amburadul. Sinergi dan kebijakan-kebijakan antara Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Kesehatan terlihat kurang harmonis. Hal itu terlihat dari kebijakan rujukan pasien BJPS hanya dari Puskesmas tertentu ke RSUD Kumpulan Pane.


Masyarakat terkendala untuk berobat disana, karena terkendala rujukan BPJS, ditambah minimnya dokter dan pelayanan yang kurang memadai.


Saat dikonfirmasi terkait utang puluhan miliar, Direktur RSUD Kumpulan Pane, dr Irwansyah mengaku dirinya menanggung hutang-hutang lama.


"Itu rekap hutang lama om sebelum saya menjabat dan tetap dimasukkan dalam daftar utang setiap penganggaran blud pertahunnya," ujar Irwansyah.


Irwansyah menjelaskan dirinya menjabat direktur pada tahun 2022 dengan kondisi utang sebesar Rp 22,8 miliar.


"Di saat saya menjabat tahun 2022, serah terima aja om daftar utang 22,8 M om," katanya.


"Karena bantuan APBD daerah pun pertahunnya hanya 5 M, itupun buat gaji kontrak dan tagihan PLN untuk setahun. Lainnya kita mencari dalam pelayanan," sambungnya.


PDAM Tirta Bulian


Sementara, perusahaan daerah lainnya, PDAM Tirta Bulian kondisinya juga 'Setali Tiga Uang' dengan RSUD Kumpulan Pane.


Walaupun setiap tahun mengalami hibah barang dari Dinas PUPR Tebingtinggi sebesar puluan miliar rupiah, namun PDAM Tirta Bulian selalu melaporkan kerugian.


Dalam laporan keuangan Pemko Tebingtinggi, PDAM Tirta Bulian setiap tahunnya mengalami kerugian sebesar miliaran rupiah.


Bagaimana bisa mengalami kerugian, padahal melihat jumlah masyarakat yang terdaftar sebagai pelanggan air sangatlah banyak dan mereka membayar iuran air setiap bulannya.


Dalam investigasi Kliik.id di lapangan, kualitas air bersih dari PDAM Tirta Bulian juga tidak sesuai harapan. Air bersih yang dihasilkan masih sering berlumpur dan berwarna hitam. Bahkan terkadang airnya tidak mengalir alias mampet.


Padahal, PDAM Tirta Bulian selalu mendapat barang hibah alias gratis. Baru-baru ini, PDAM Tirta Bulian menerima bantuan hibah dari Provinsi Sumatera Utara berupa tempat penampungan air beserta perangkatnya.


Terkait permasalahan ini, Direktur PDAM Tirta Bulian Tebingtinggi, Khoiruddin, belum dapat dikonfirmasi.


Tanggapan masyarakat 


Terpisah, Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Kota Tebingtinggi memberikan tanggapan terkait permasalahan dua perusahaan daerah ini.


Menurut Sekretaris DPC Repdem Tebingtinggi, Remon Silalahi, perlunya perubahan direksi didalam kedua perusahaan tersebut.


"Kami miris mendengar hal ini, padahal itu perusahaan daerah yang menyangkut rakyat banyak. Kami rasa perlu adanya perubahan besar didalam direksi," ujar Remon, Minggu (5/1/2025).


Remon meminta untuk mengevaluasi direktur kedua perusahaan dan menaikkan jajaran direksi yang memiliki komitmen memajukan perusahaan.


"Ganti aja direktur kedua perusahaan, rotasi semua jajarannya, cari yang memiliki komitmen memajukan dan minta susun visi misi nya. Kalau tidak ada evaluasi, kami pesimis dua perusahaan ini akan maju," katanya.


Remon berharap dengan adanya direksi baru nanti, RSUD Kumpulan Pane dan PDAM Tirta Bulian dapat lebih maju dan menghasilkan PAD untuk Kota Tebingtinggi.


"Harapan kami kedepan RSUD Kumpulan Pane dan PDAM Tirta Bulian lebih bagus melayani masyarakat dan tentunya menghasilkan banyak PAD," pungkasnya. (Red)

×
Berita Terbaru Update